Peta Persaingan SUV 2025: Merek Lama Didesak Pendatang Baru

Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di segmen sport utility vehicle (SUV) di pasar otomotif Indonesia dipastikan kian ketat pada paruh kedua 2025. 

Peluncuran Mitsubishi Destinator belum lama ini menjadi langkah terbaru untuk memperkuat posisi di tengah gempuran produk-produk baru, terutama dari merek Tiongkok yang agresif dengan teknologi hybrid (HEV) maupun listrik murni (BEV).

Menurut pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, segmen SUV tujuh penumpang saat ini menjadi pasar paling strategis. 

Hal ini seiring meningkatnya preferensi masyarakat terhadap kendaraan multifungsi yang mendukung mobilitas keluarga besar dan gaya hidup urban.

“Persaingan segmen SUV tahun ini sangat kompetitif, didorong oleh tuntutan konsumen terhadap kenyamanan, performa, dan teknologi mutakhir, termasuk tren kendaraan elektrifikasi,” ujar Yannes kepada Kontan, Senin (21/7).

Baca Juga: Impor Pangan dari AS Akan Berimbas pada Bisnis Afiliasi Charoen Pokphand (BISI)

Mitsubishi All-New Destinator diposisikan sebagai SUV keluarga premium menengah, mengisi celah antara Xforce dan Pajero Sport. Namun, model ini harus bertarung di segmen yang sudah sesak dengan pemain kuat dari berbagai negara.

“Destinator masuk ke segmen SUV menengah yang diisi Honda HR-V, Hyundai Creta, Mazda CX-5, MG HS, Haval Jolion HEV, hingga Chery Tiggo 8 Pro dan Wuling Almaz RS. Ada juga pemain hybrid seperti Haval H6 HEV dan Hyundai Kona EV, serta Toyota Fortuner di segmen ladder-frame,” jelas Yannes.

Menurutnya, masuknya Destinator dengan mesin bensin konvensional membuat tantangan tersendiri, terutama di tengah pergeseran preferensi ke arah kendaraan hemat energi dan elektrifikasi.

Yannes menambahkan, rentang harga SUV saat ini sangat luas, yakni dari sekitar Rp 400 juta hingga lebih dari Rp 1,2 miliar. Di segmen atas, nama seperti Hyundai Palisade Hybrid mendominasi, sementara SUV asal Tiongkok masih belum mampu bersaing secara merata di kelas premium.

“Tren menunjukkan konsumen SUV kini lebih selektif. Mereka mencari kombinasi antara efisiensi bahan bakar, teknologi canggih, dan kenyamanan interior,” katanya.

Beberapa fitur yang menjadi perhatian utama konsumen adalah sistem hybrid atau EV, layar sentuh terintegrasi dengan smartphone, sistem keselamatan aktif (ADAS), serta desain futuristik seperti DRL LED dan lampu proyektor adaptif.

“Sunroof, moonroof, kabin lapang, material berkualitas, dan fitur digital juga semakin penting,” ujar Yannes.

Dengan daya saing yang terus berkembang, segmen SUV diperkirakan tetap menjadi panggung utama dalam persaingan merek-merek otomotif. Merek Jepang harus makin adaptif terhadap tekanan dari mobil China yang agresif berinovasi dan efisien secara harga.

“Siapa yang bisa menawarkan nilai terbaik—bukan sekadar harga murah tapi kombinasi fitur, performa, dan efisiensi—akan menang di paruh kedua 2025,” tutup Yannes.

Baca Juga: Subaru Hadirkan SUV Terbaru di GIIAS2025, Fokus pada Kualitas di Tengah Lesunya Pasar

Selanjutnya: Impor Pangan dari AS Akan Berimbas pada Bisnis Afiliasi Charoen Pokphand (BISI)

Menarik Dibaca: Kenali Masalah Urologi Pria Lewat Gejala dan Solusinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News