kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani tembakau hadapi musim tanam dengan optimis


Senin, 02 Mei 2011 / 16:43 WIB
ILUSTRASI. Aplikasi translate Fabricius mampu menerjemahkan tulisan Hieroglif Mesir Kuno


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Memasuki Bulan Mei ini, para petani tembakau di beberapa daerah mulai melakukan penanaman. Daerah-darah lumbung tembakau seperti seperti Banyuwangi bahkan sudah memasuki musim tanam sejak bulan lalu. Sementara daerah lain, seperti Bondowoso, Probolinggo dan Jombang sudah memasuki tahap persemaian.

Tidak seperti tahun lalu, para petani lebih optimistis menyambut musim tanam kali ini. Mereka optimistis, produksi dan kualitas tembakau tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun lalu. "Meski belum normal, cuaca di tahun ini lebih baik dari tahun 2010," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Abdus Setiawan, Senin (2/5).

Tahun lalu memang menjadi mimpi buruk bagi petani tembakau di Indonesia. Cuaca buruk akibat la nina berkepanjangan menjadi penyebabnya. Idealnya, musim hujan jatuh pada musim tanam, yaitu antara Mei dan Juni. Semestinya, cuaca berangsur kering memasuki Agustus, yaitu ketika petani memanen tembakaunya. Tapi, tahun lalu cuaca basah terjadi hampir sepanjang tahun. "Akibatnya, produksi kami menurun drastis dari tahun 2009," ujar Abdus.

Sekedar catatan, produksi tahun 2010 hanya sekitar 100.000 ton. Padahal di tahun 2009, produksi tembakau nasional masih sebanyak 160.000 ton. Pada tahun kelinci ini, Abdus optimis produksi tembakau nasional bisa kembali mencapai 160.000 ton seperti tahun 2009. Sebab, meski la nina masih ada, tapi cuaca tahun ini diprediksi tidak akan seburuk tahun lalu. "Kami berharap prakiraan cuaca tidak meleset, karena produksi tembakau sangat bergantung pada cuaca," imbuh Abdus.

Ketua Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Budidoyo juga tak kalah optimis. Menurutnya, selain produksi yang akan kembali naik, kualitas tembakau juga lebih bagus. Harga tembakau tahun lalu terjun bebas di bawah Rp 30.000 per kilogram akibat tembakau yang dipanen terlampau basah karena hujan mengguyur pada saat musim panen.

Tahun ini, ia memprediksi harga tembakau akan kembali di atas Rp 30.000 per kilogram (kg). Bahkan, untuk kualitas yang bagus, harga tembakau bisa mencapai Rp 70.000 perkg. Penyebabnya, cuaca diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Petani tembakau biasanya membutuhkan hujan pada saat musim tanam yaitu bulan Mei-Juli. Sementara cuaca panas dibutuhkan pada saat panen, yaitu bulan Agustus sampai Oktober. Kondisi ideal ini diprediksi akan terjadi baik pada periode tanam maupun panen tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×