kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peternak layer minta Kemtan komitmen naikkan harga


Senin, 28 Agustus 2017 / 10:44 WIB
Peternak layer minta Kemtan komitmen naikkan harga


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Peternak ayam petelur dalam negeri meminta Kementerian Pertanian (Kemtan) konsisten menerapkan dan mengawasi kebijakan afkir dini untuk menjaga stabilitas harga telur ayam. Sebab setelah sempat menyentuh harga acuan pemerintah sebesar Rp 18.000 per kilogram (kg) di tingkat peternak, harga telur ayam kembali turun jadi Rp 14.000 - Rp 15.000 per kg.

Menurut Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar, kurangnya pengawasan membuat peternak tidak mematuhi kebijakan yang sudah ditentukan pemerintah. Dia bilang ada peternak yang sengaja menahan masa afkir ayam petelur hingga melebihi 85 minggu. Padahal berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3035/2017 ayam petelur harus diafkir mulai usia 70 minggu.

"Harusnya ayam petelur itu mulai usai 70 minggu dan maksimal usia 85 minggu sudah harus diafkir," ujarnya akhir pekan lalu.

Menurut Musbar, bila ayam petelur tidak diafkir maksimal umur 85 minggu, maka produksi telur akan mencapai 8.400 ton dan harga telur akan jatuh. "Akan kelebihan sekitar 1.000 ton per hari kalau tidak diafkir," kata Musbar.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan (PKH) Kemtan I.Ketut Diarmita mengaku akan memastikan kebijakan pemerintah tersebut terlaksana di lapangan untuk mengantisipasi fluktuasi harga telur ayam. Menurutnya Kemtan telah meminta peternak ayam layer melakukan afkir terhadap ayam layer yang sudah berusia tua. Tujuannya menstabilkan pemasukan dan pengeluaran telur melalui penyesuaian jumlah induk ayam.

Ketut berjanji terus berupaya melindungi peternak layer agar harga telur tidak jatuh di bawah harga acuan yang ditetapkan. "Kami pantau agar harga telur di peternak tidak di bawah acuan," ujarnya. Menurutnya berdasarkan pantauan Ditjen PKH, setelah ada kebijakan pengendalian populasi, harga telur ayam terus naik. Harga telur di Blitar stabil Rp 16.000 - 16.500 per kg, di Yogyakarta Rp 17.000, Jabodetabek Rp. 18.000 per kg.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menambahkan dengan adanya kebijakan afkir usia 70 minggu, maka populasi ayam layer akan turun sehingga akan membuat harga telur ditingkat peternak naik. "Kalau populasi tidak turun, maka harga akan jatuh di bawah harga acuan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×