kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peternak sapi perah harapkan subsidi harga dan pakan


Jumat, 28 Oktober 2011 / 17:41 WIB
Peternak sapi perah harapkan subsidi harga dan pakan
ILUSTRASI. Catat! Ini jadwal SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2021 serta syarat pendaftarannya.


Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Peternak sapi perah sangat tergantung pada Industri Pengolahan Susu (IPS) dalam pemasaran produk. Akibatnya, peternak pasrah saja ketika harga jual yang ditetapkan IPS lebih rendah dibanding ongkos produksi.

Hal ini membuat para peternak mengharap uluran tangan pemerintah untuk memberi subsidi Rp 400 untuk harga jual susu dan Rp 300 untuk pakan.

Ketua Umum Dewan Persusuan Nasional ,Teguh Boediyana, mengatakan, subsidi harga yang diharapkan tersebut, sebagai upaya lebih meningkatkan kesejahteraan peternak. “Saat ini harga jual susu yang diterima peternak tidak imbang dengan biaya produksi,” kata Teguh.

Selama ini, harga jual susu yang dibayarkan oleh IPS dihargai Rp 3.000-Rp 3.900 per liter, namun setelah dipotong dengan biaya transportasi, dan produksi harga susu yang diterima peternak hanya Rp 2.700-Rp 3.500 per liter. Padahal, untuk produksi setiap 1 liter susu mencapai Rp 4.100 per liter.

Karena sebagian besar merupakan peternak kecil, sehingga jasa untuk mencari rumput tidak dihitung. Teguh mengatakan pihaknya telah melayangkan surat usulan kepada Menteri Pertanian Suswono dan DPR terkait subsidi susu tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, Teguh berharap jika pemerintah juga membuat program penyerapan untuk membeli susu dari peternak. Dengan terserapnya produk susu tersebut, sehingga ketergantungan peternak kepada IPS semakin berkurang.

Ketua Koperasi Susu Warga Mulya, Yogyakarta,Danang Iskandar, menambahkan, jika peternak mampu menjual produksinya tanpa melalui IPS, keuntungan yang didapat bisa lebih besar. Danang mencontohkan, jika di Yogyakarta susu perahan peternak sapi hanya dihargai Rp 3.000 per liter, ketika dijual sendiri harganya bisa mencapai Rp 8.000 per liter.

Peternak juga berharap pemerintah menyediakan badan independen dan kredibel untuk melakukan pengujian susu. Selama ini, pemeriksaan kualitas susu masih dilakukan oleh IPS, sehingga peternak tidak mengetahui hasilnya.

Teguh menceritakan, di Thailand, sebagai bentuk dukungannya terhadap peternak sapi, pemerintah menggelontorkan dana sebesar US$ 400 per tahun untuk menjalankan program susu nasional.

Teguh memaparkan, jumlah peredaran susu segar di wilayah Jawa mencapai 1.700 ton setiap harinya, dengan jumlah peternak mencapai 100.000 orang. Dari jumlah tersebut, 95% peternak menjual hasil susu perahan mereka ke IPS. “Hanya sebagian kecil saja peternak yang menjual sendiri,” kata Teguh.

Terpuruknya harga susu juga dipengaruhi oleh beredarnya susu impor. Teguh mengambarkan, nilai impor susu tahun ini berkisar US$ 600-US$ 700. “Dibandingkan tahun kemarin, kenaikannya tidak terlalu signifikan,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×