kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

P&G dan Unilever Perang Harga Sampo


Selasa, 08 September 2009 / 06:24 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kalau Anda jeli memperhatikan, belakangan ini harga sampo berlomba turun lebih murah. Rupanya dua produsen besar produk consumer goods, yaitu Procter & Gamble (P&G) serta PT Unilever Indonesia Tbk memang sedang perang harga. Mereka bersaing menurunkan harga sampo bikinannya.

Pelopor penurunan harga adalah P&G. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut sejak dua bulan lalu menurunkan harga jual beberapa merek sampo unggulannya, seperti Pantene, Rejoice dan Head & Shoulders.

P&G mengungkapkan penurunan harga itu adalah upaya memperluas pasar. Misalnya Pantene yang membidik segmen menengah atas. "Dengan pemotongan harga, produk ini juga bisa menjangkau menengah bawah," kata Bambang Sumaryanto, Direktur Hubungan Eksternal P&G Indonesia, Senin (7/9).

P&G bisa menurunkan harga lantaran menggunakan konsep pemusatan produksi secara regional. Bambang menjelaskan selama ini distribusi produknya ditangani secara terintegrasi antar satu negara dengan negara lain. Hal ini membuat pengaturan stok jadi lebih efisien.

Tapi Bambang menolak membeberkan berapa pangsa pasar sampo P&G saat ini. Yang jelas, Bambang mengklaim P&G memimpin pangsa pasar dari nilai penjualan.

Riset dari CIMB-GK Securities Indonesia menyebutkan, P&G menurunkan harga Pantene dan Rejoice ukuran 200 mililiter (ml) hingga 26% dan Head & Shoulders ukuran 180 ml sebesar 17,5%.

Langkah P&G itu membuat Unilever panas. Produsen consumer goods asal Eropa itu ikut memangkas harga jual sampo mereka. Menurut riset CIMB-GK, harga sampo Dove ukuran 360 ml turun 33%.

Unilever juga menambah isi Sunsilk dan Clear ukuran 180 ml sebanyak 90 ml, tanpa kenaikan harga. "Manajemen UNVR mengakui mereka memangkas harga sampo dan produk perawatan kulit sebagai balasan pada P&G," tulis Bernard Thien, Presiden Direktur CIMB-GK Securities Indonesia. Rupanya, penurunan harga produk P&G menggerus pasarnya. Apalagi, konsumen Indonesia termasuk sensitif pada harga.

Unilever sendiri tidak memberi tanggapan soal perang harga ini. Sekretaris Korporat Unilever Franky Jamin tidak merespon telepon maupun pesan singkat KONTAN.

Hanya saja, tampaknya perang harga ini tidak akan berlangsung lama. Bambang bilang pemotongan harga itu cuma promosi sementara. "Ada yang kami kemas sesuai dengan momen Ramadhan," jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×