Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Phapros berhasrat mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia tahun depan. Anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di sektor farmasi ini berencana melepas 10%–20% saham ke publik. Aksi melakukan initial public offering (IPO) ini diharapkan bisa menuai dana segar Rp 500 miliar.
Budi Ruseno, Direktur Keuangan Phapros bilang, pelepasan saham bisa berupa saham baru atau saham lama. "Kalau kami melantai di bursa maka akan lebih likuid," ujar Budi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6).
Meski perolehan dana IPO masih sekadar hitungan kertas, Phapros telah merancang peruntukannya. Produsen obat Antimo ini akan menggunakan Rp 350 miliar untuk membangun pabrik di Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, perusahaan ini juga akan memanfaatkan dana IPO untuk mendanai kerjasama pendirian rumah sakit dengan ikatan dokter di Cirebon, Jawa Barat dan Medan, Sumatra Utara. "Kami juga akan fokus dengan inovasi produk dengan teknologi supaya kompetitornya tidak banyak," ujar Iswanto, Direktur Utama Phapros.
Sebelum merealisasikan rencana IPO, Phapros akan menuntaskan aksi korporasi berupa merger dengan sesama anak usaha RNI yakni PT Mitra Rajawali Banjaran. Mitra Rajawali adalah produsen alat suntik, sarung tangan karet dan kondom.
Hingga Mei kemarin, Phapros mengklaim telah mencetak pertumbuhan penjualan 12,3%. Perusahaan ini menargetkan tahun ini bisa membukukan pendapatan Rp 620,63 miliar. Plus, mengantongi laba bersih Rp 63,52 miliar, atau tumbuh 50% dibandingkan dengan pencapaian 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News