kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Phapros (PEHA) terus kembangkan produk fitofarmaka


Kamis, 07 Januari 2021 / 16:46 WIB
Phapros (PEHA) terus kembangkan produk fitofarmaka
ILUSTRASI. Pekerja melakukan proses pengemasan obat di pabrik PT Phapros Tbk. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/Asf/mes/14.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA), anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) gencar mengembangkan produk obat berbasis herbal. Adapun hal ini dilakukan PEHA karena melihat potensi pasar Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang sangat besar ke depannya. 

Sekretaris Perusahaan Phapros, Zahmilia Akbar mengungkapkan saat ini PEHA telah mempunyai dua produk Fitofarmaka dari sembilan produk Fitofarmaka yang ada di Indonesia, yaitu Tensigard dan XGra. 

"Kami memiliki rencana pengembangan obat herbal, terutama bekerja sama dengan universitas/ lembaga penelitian sebagai  bentuk hilirisasi riset dan sinergi Academician-Bussiness-Government-Community (ABGC)," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/1). 

Adapun mengenai kapasitas produksi, Zahmila mengatakan kapasitas pabrik PEHA masih sangat memadai untuk tiga tahun ke depan karena investasi peningkatkan kapasitas telah dilakukan di 2018 lalu. Oleh karenanya, belum ada rencana menambah kapasitas pabrik khusus untuk produk fitofarmaka. 

Baca Juga: Dukung UMKM, Phapros (PEHA) salurkan dana kemitraan tahap ketiga

Zahmila mengatakan pasar Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) ke depannya memilki potensi yang sangat besar, terutama di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati luar biasa. "OMAI ke depannya bisa menjadi agen preventif, promotif dan kuratif berdampingan dengan obat kimia, seperti konsep yang diusung TCM (traditional chinese medicine) di Tiongkok dalam terapi," kata Zahmila. 

Melansir laporan tahunan 2019 PEHA, saat ini Phapros telah memproduksi lebih dari 250 item obat dan lebih dari 170 obat di antaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri (non-lisensi). Upaya ini dilakukan untuk meneruskan kepeloporan yang dikibarkan sejak 1969 melalui peluncuran Pehastone, peluruh batu ginjal yang dibuat dari tanaman obat. 

Adapun pada tahun 2000, Phapros memperkenalkan produk alam dalam kelompok Agro-medicine—Agromed—yang telah menghasilkan dua produk fitofarmaka, terbanyak di antara perusahaan farmasi Indonesia.

Selanjutnya: Masih kejar pertumbuhan kinerja, begini strategi Phapros (PEHA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×