kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,95   -17,54   -1.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PHE Berupaya Mendorong Pemanfaatan CCUS di Sektor Hulu Migas


Selasa, 18 Oktober 2022 / 22:10 WIB
PHE Berupaya Mendorong Pemanfaatan CCUS di Sektor Hulu Migas
ILUSTRASI. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berupaya mengembangkan teknologi Carbon Capture, Utilization, & Storage (CCUS).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berupaya mengembangkan teknologi Carbon Capture, Utilization, & Storage (CCUS). Hal ini sebagai bagian dari dekarbonisasi yang dilakukan Pertamina di sektor hulu migas.

Direktur Utama PHE Wiko Migantoro menyampaikan, adanya CCUS tak hanya membantu PHE untuk melakukan dekarbonisasi, melainkan juga efisiensi mesin-mesin produksi migas di berbagai lapangan yang dikelola perusahaan tersebut.

Sebenarnya, penerapan CCUS sudah dilakukan Pertamina di Aljazair melalui PT Pertamina International EP. Sedangkan di Indonesia, PHE baru memulai pilot project di Pulau Jawa, tepatnya Jatibarang, Gundih, dan Sukowati.

Baca Juga: Pertamina Turut Berperan dalam Pengembangan Pasar Karbon

“Kami libatkan recource, teknologi, dan tentu saja funding. Kami sudah rencanakan ada mitra-mitra strategis yang bergabung untuk join study dengan AS, Jepang, dan negara-negara lain,” ungkap dia ketika ditemui di acara SOE International Conference, Selasa (18/10).

Dengan adanya teknologi CCUS, PHE dapat menginjeksi kembali karbondioksida (CO2) yang dihasilkan ketika pengeboran migas berlangsung. Dengan demikian, emisi CO2 di sektor hulu migas dapat ditekan. Di sisi lain, penerapan CCUS juga bisa membuka kesempatan bagi PHE untuk meningkatkan kemampuan produksinya di berbagai lapangan migas.

“Berdasarkan data, penerapan metode baru seperti CCUS bisa meningkatkan kemampuan produksi sekitar 10.000—20.000 barel minyak per hari. Kalau dikombinasikan dengan metode EOR lainnya, bisa lebih tinggi lagi peningkatannya,” ungkap dia.

Baca Juga: Terbitkan Peta Jalan NZE, Pertamina Siap Dorong Bisnis Carbon Capture

Terkait produksi, PHE saat ini masih menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2023 mendatang. Meski belum diketahui target produksi migas di tahun depan, PHE telah memproyeksikan harga acuan minyak mentah dunia dalam RKAP 2023 berada di level US$ 90 per barel.

“Proyeksi ini lebih rendah ketimbang full year 2022 yaitu US$ 103 per barel. Proyeksi tersebut mempertimbangkan kondisi suplai dan permintaan minyak domestik maupun dunia,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×