kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,42   4,11   0.45%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Philips Kembangkan Sistem Hemat Energi


Selasa, 03 September 2013 / 07:00 WIB
Philips Kembangkan Sistem Hemat Energi
ILUSTRASI. Seorang karyawan menyiapkan tabung oksigen untuk diisi ulang di penyedia oksigen PT Samator, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (5/7/2021). ANTARA FOTO/Maulana Surya/pras.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. PT Philips Indonesia makin gencar mengincar pasar lampu di segmen korporasi. Perusahaan itu menggandeng PT Eco Energi Persada (EEP) untuk mengembangkan sistem penerangan hemat energi. Nantinya, sistem penerangan ini akan membidik target pasar antara lain pengelola gedung, fasilitas publik dan berbagai sektor industri.

Proyek pertama (pilot project) dari kerjasama dua perusahaan itu adalah membangun sistem penerangan yang hemat energi untuk halte Trans Jakarta. Managing Director PT Eco Energi Persada, Bernardus Djonoputro menuturkan, dalam proyek kerjasama ini, perusahaan itu menyediakan sistem energi berbasis tenaga surya. Sedangkan PT Philips Indonesia akan memasok lampu LED (Light Emitting Diode) alias lampu hemat energi.

Dengan teknologi ini, Bernardus mengklaim, penggunaan energi untuk pencahayaan bisa ditekan hingga 80%. Dengan penghematan ini, ia meyakini sistem penerangan ini bakal menarik minat calon konsumen. "Potensinya cukup besar seiring dengan meningkatnya biaya energi," jelasnya, Senin (2/9).

Sayangnya, Bernardus masih enggan membocorkan berapa target penjualan sistem penerangan hemat energi yang dibidik oleh perusahaan itu. Yang jelas, ia berharap sistem ini bakal dilirik oleh banyak pelaku industri dan konsumen korporasi lain.

Di sisi lain, Philips Indonesia juga melihat potensi penjualan lampu hemat energi masih cukup besar. Gunadi, Marketing Manager Commercial & OEM Philips Indonesia mengatakan di Indonesia, rasio pemakaian lampu LED dibanding dengan lampu lainnya baru 1 banding 15.

Meski penetrasi pasar lampu LHE masih minim, namun ia yakin ke depan prospek penjualan lampu jenis ini masih cukup besar. Terlebih lagi saat ini kesadaran pasar sudah mulai meningkat. "Kesadaran pasar untuk konsumen ritel juga sudah mulai terbentuk," jelas Gunadi.

Namun, Gunadi mengakui harga lampu LED yang masih lebih tinggi ketimbang lampu lainnya menjadi tantangan pemasaran produk ini. Menurutnya, akibat harga yang dua hingga tiga kali lipat lebih mahal ketimbang lampu biasa, beberapa konsumen termasuk konsumen korporasi harus menghitung ulang rencana penggunaan lampu jenis ini.

Untuk menggenjot penjualan di pasar ritel, Gunadi bilang Philips juga berencana untuk terus membuka gerai-gerai khusus produk Philips. Menurutnya, hingga akhir tahun ini, Philips berencana menambah tiga sampai empat gerai baru lagi. Catatan saja, sampai saat ini, Philips sudah mengoperasikan sembilan gerai untuk menjual produknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×