kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PHRI: Saat PSBB transisi, okupansi hotel mengalami peningkatan 30% di akhir pekan


Rabu, 01 Juli 2020 / 16:04 WIB
PHRI: Saat PSBB transisi, okupansi hotel mengalami peningkatan 30% di akhir pekan
ILUSTRASI. Pekerja menyiapkan kamar yang akan dihuni tamu hotel ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan, tingkat okupansi hotel di daerah-daerah penyangga DKI Jakarta alami peningkatan sekitar 30% pada akhir pekan setelah diberlakukannya kebijakan masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memulai fase adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Meski demikian, Wakil Ketua PHRI Maulana Yusran menilai kenaikan ini belum dapat memperbaiki kinerja sektor perhotelan secara keseluruhan. Ia masih meragukan sektor perhotelan mampu pulih dengan cepat, karena okupansi di hari biasa masih rendah.

Baca Juga: Protokol kesehatan bikin biaya operasional hotel naik

"Di hari biasa okupansi hotel menurun drastis karena belum digunakannya ruangan hotel untuk pertemuan-pertemuan bisnis. Padahal, jasa tersebut merupakan kontributor terbesar tingkat okupansi hotel," ujar Maulana kepada Kontan.co.id, Rabu (01/7).

Ia menyebut, untuk okupansi pertemuan-pertemuan bisnis saat ini sama sekali tidak bergerak. Kalau mengandalkan orang liburan, Ia tidak yakin okupansi akan tinggi, rata-rata okupansi 20%-30% yang menurutnya ini sudah sangat tinggi untuk saat ini.

Maulana menjelaskan, okupansi hotel tertinggi berada di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat. Sebab, warga Jakarta lebih sering menghabiskan waktu akhir pekannya untuk berlibur ke daerah tersebut lantaran aksesnya yang tidak terlalu jauh dan tidak membutuhkan biaya tambahan.

Sementara itu, dengan adanya perpanjangan masa berlaku hasil tes PCR dan rapid test memberi kelonggaran bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Okupansi hotel diharapkan dapat tumbuh seiring meningkatnya mobilitas masyarakat.

Baca Juga: PHRI: Pembukaan pariwisata akan meningkatkan lagi okupansi hotel



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×