kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Pindad bidik Asean dan Asia Selatan untuk pasarkan produk Tank Harimau


Jumat, 12 April 2019 / 17:39 WIB
Pindad bidik Asean dan Asia Selatan untuk pasarkan produk Tank Harimau


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. PT Pindad memasarkan produk terbarunya medium tank yang disebut tank harimau. Caranya dengan mengikuti tender di salah satu negara ASEAN dan Asia Selatan. 

“Pemesanan dari luar negeri, sedang tender Tank Harimau. ASEAN 44 unit. Asia Selatan 120 unit,” ujar Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad, Widjajanto, di Jalan Terusan Gatot Subroto, Bandung, Jumat (12/4). 

Widjajanto mengatakan, medium tank merupakan proyek kerja sama dua negara yakni Indonesia yang diwakili Pindad dan Turki, yang diwakili FNSS. Karena itu, Pindad maupun FNSS berhak memproduksi dan memasarkan medium tank yang diklaim pertama di dunia ini. 

Pindad akan memasarkan di daerah Asia dan sekitarnya. Sedangkan FNSS akan memasarkan di Eropa dan sekitarnya. Untuk pemasaran di dalam negeri, Tank Harimau akan menjawab kebutuhan Kementerian Pertahanan. 

Tahun ini, Pindad dan Kemenhan menandatangani kontrak Tank Harimau senilai 135 juta dollar AS, 8x8 cobra senilai 82 juta dollar AS, serta kontrak regular senjata ringan dan amunisi senilai Rp 500 miliar. Tank harimau dan 8x8 cobra ini ditargetkan selesai dalam tiga tahun. Jumlah unitnya masih dalam perbincangan, estimasinya 18-20 unit. 

“Tapi tergantung, semakin banyak fitur senjata yang diminta, akan semakin mahal harganya,” imbuh dia. Untuk bahan baku, Widjajanto mengatakan, jika dihitung dari rancang desain, produk lokalnya sangat tinggi. 

Namun, jika dihitung bahan mentah material, baru di kisaran 60%-70%. Misalnya, baja militer, masih impor. Sebab, volume pesanan baja militer masih rendah sehingga tidak memenuhi nilai ekonomis investasi baja militer di Indonesia. (Reni Susanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasarkan Tank Harimau, Pindad Bidik ASEAN dan Asia Selatan"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×