kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pipanisasi BBM Tak Pusingkan PTKA


Minggu, 11 Juli 2010 / 20:26 WIB
Pipanisasi BBM Tak Pusingkan PTKA


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. Direktur Komersial PTKA Sulistyo Wimbo Hardjito tidak ambil pusing dengan potensi berkurangnya pendapatan dari Pertamina akibat kebijakan pipanisasi BBM.

Asal tahu saja, Pertamina berencana mengurangi volume pengiriman BBM via RTW karena dua faktor. Pertama, Pertamina sudah tidak lagi mengirim minyak tanah bersubsidi dari Depot Rewulu menuju Jawa Tengah dan Jogjakarta karena program konversi ke elpiji. Kedua, pengiriman ke Cepu sudah tidak ada karena depot sudah ditutup dan suplai dialihkan dari Terminal Transit Utama (TTU) Tuban.

"Kami menutupinya dengan menawarkan jasa angkut barang menggunakan KA kepada perusahaan lain. Jangan khawatir, ada banyak perusahaan yang berminat kok. Dua diantaranya Wilmar dan Unilever yang saat ini sedang tahap negosiasi tarif dan volume. Sementara penambahan angkutan semen Holcim sudah siap dilakukan Oktober tahun ini," ujar Wimbo.

Wilmar Group menurutnya tertarik menggunakan jasa angkutan KA untuk mengirimkan minyak goreng dari Stasiun Indro, Gresik ke sejumlah kota di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. PTKA ujarnya sanggup melayani pengiriman sampai tiga rangkaian KA dengan 15 gerbong setiap harinya. Dimana satu rangkaian KA bisa menarik sampai 800 ton muatan.

Unilever sendiri berencana menggunakan jasa PTKA untuk mengangkut consumer goods sebanyak 100 kontainer per hari dari kawasan Jababeka, Cikarang menuju Surabaya. Namun untuk Unilever, PTKA harus menyiapkan investasi khusus dengan membangun simpangan jalur KA dari Lemahabang, gudang, serta stasiun loading di Jababeka yang nilainya sedang dihitung tim dari bagian keuangan PTKA.

"Kalau Holcim meminta kami menambah satu rangkaian KA pengangkut semen terdiri 15 gerbong dari Cilacap ke Solo dan Jogjakarta dengan kapasitas tambahan 800 ton per rangkaian. Saat ini kami sudah memiliki kontrak untuk mengirimkan dua rangkaian KA per hari. Karena itu kami berani bilang pendapatan angkutan barang bisa lebih tinggi dari target Rp 2,13 triliun tahun ini," imbuhnya.

PTKA memang sudah mematok pendapatan dari angkutan barang sebesar Rp 2,13 triliun dengan volume angkut mencapai 23,91 juta ton. Kontribusi dari KA barang Sumatra diperkirakan bisa Rp 1,44 triliun dengan volume angkut 12,48 juta ton. Sementara pada 2009 PTKA membukukan pendapatan dari angkutan barang sebesar Rp 1,7 triliun dengan realisasi volume angkutan 20,72 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×