kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PKPK tahun depan mengincar kontrak Rp 63 miliar


Jumat, 09 November 2018 / 17:18 WIB
PKPK tahun depan mengincar kontrak Rp 63 miliar
ILUSTRASI. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) tahun depan mengincar nilai proyek Rp 63 miliar tahun depan. Adapun tahun ini PKPK hanya mendapatkan satu kontrak baru bersama Santos (Sampang) Pty Ltd senilai Rp 6,08 miliar.

Direktur Independen PKPK Untung Haryono mengungkapkan, pihaknya mengincar tender pekerjaan Blanket Construction Services (Maintenance) pada Santos senilai Rp. 50 miliar. Sedangkan satu lagi tender yang diincar PKPK ialah Drilling Location Preparation pada PT Greatwall Drilling Asia Pasific senilai Rp. 13 miliar.

Selain dua tender tersebut, Untung menyebut bahwa PKPK juga membuka peluang untuk mengikuti proyek lainnya. Hanya saja, untuk saat ini, baru dua tender itu yang masuk dalam proyeksi perusahaan.

“Sementara baru dua. Kalau ada info (tender) lain, jika kami mampu mengerjakan, masuk kualifikasinya, kami pasti ikut,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pada Jum’at (9/11).

Dari sana, pada tahun depan, PKPK memproyeksikan bisa membukukan pendapatan usaha senilai Rp. 24 miliar dan laba bersih sebesar Rp. 1,5 miliar.

 Sementara, hingga kuartal III tahun ini, PKPK mampu membukukan laba bersih Rp 24,70 juta. Hasil itu tergolong baik jika dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu yang merugi sebesar Rp 4,47 miliar.

Sejak tahun 2015, PKPK tercatat selalu mencatatkan rugi bersih. Dengan nilai Rp. 60,52 miliar pada tahun 2015, kemudian Rp 13,72 miliar di tahun 2016, dan sebesar Rp. 10,41 miliar pada tahun 2017.

Untung menerangkan, laba bersih yang dibukukan perusahaan bisa tercapai karena sejumlah faktor. Utamanya karena PKPK telah melakukan efisiensi operasional serta merestrukturisasi pinjaman dari bank yang dialihkan ke pihak ketiga (afilisasi).

“Sehingga bunganya tidak terlalu besar. Biaya operasional juga sudah mulai efisien, meski masih belum signifikan,”jelasnya.

Adapun, soal kerugian beruntun yang dialami perusahaan, Untung menyebut, hal itu disebabkan karena faktor beban penyusutan dan beban bunga. Selain itu, kerugian itu didorong oleh bisnis pengelolaan batubara yang sebelumnya dikerjakan oleh PKPK.

“Rugi itu karena banyak lost di sektor pertambangan, untuk eksplorasi terlalu banyak,” katanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×