CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Platform Global Menguat, Kedaulatan Digital Negara Semakin Terdesak


Rabu, 19 November 2025 / 21:35 WIB
Platform Global Menguat, Kedaulatan Digital Negara Semakin Terdesak
ILUSTRASI. Pada era ini, berbagai sektor industri hampir tak bisa lepas dari teknologi cloud.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Transformasi digital di kawasan Asia semakin menuntut kemandirian infrastruktur teknologi. Dorongan efisiensi biaya, kebutuhan cloud privat, hingga isu kedaulatan data membuat banyak negara mencari alternatif selain penyedia cloud global.

Tren ini membuka ruang bagi pemain teknologi. Salah satunya  Awanio. Perusahaan cloud enabler asal Indonesia itu mempercepat ekspansi setelah menandatangani kemitraan strategis dengan Techna-X Berhad dan PMBI Technology Sdn. Bhd. di Malaysia

Permintaan terhadap teknologi cloud privat, kebutuhan efisiensi biaya, serta dorongan kedaulatan digital di berbagai negara mendorong perusahaan ini mempercepat ekspansi lintas negara. 

"Awanio menjadi software yang mengelola berbagai perangkat komputasi. Mulai dari server hingga storage, sehingga seluruh aplikasi dan data dapat dijalankan secara terstruktur melalui cloud privat," kata CEO dan Co-founder Awanio Irfan Yuta Pratama, awal pekan ini

Baca Juga: Dorong Transformasi Hijau lewat Digitalisasi dan Teknologi Rendah Emisi

Kebutuhan tersebut semakin mendesak seiring meningkatnya perhatian negara-negara terhadap kedaulatan digital.  "Setiap negara kini membutuhkan kendali penuh atas data dan infrastruktur. Mereka ingin memastikan pengelolaan data dilakukan di dalam yurisdiksi mereka tanpa ketergantungan pada layanan cloud asing," jelasnya.

Ia menambahkan tren tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Belanda, Jerman, Swiss, dan Malaysia menunjukkan kekhawatiran serupa terhadap ketergantungan teknologi. Mereka mencari solusi yang dapat mendukung kemandirian digital dengan tingkat fleksibilitas yang lebih besar.

Malaysia menjadi mitra strategis penting karena kekuatan ekosistem teknologinya.  "Malaysia memiliki fondasi manufaktur perangkat keras yang kuat, namun memerlukan teknologi software untuk mengelola cloud privat. Kombinasi tersebut menciptakan peluang besar membangun kemandirian teknologi tingkat regional," terang dia.

Awanio juga mengembangkan fitur otomatisasi berbasis kecerdasan buatan. "Fitur ini akan menjadi komponen strategis untuk meningkatkan efisiensi dan performa data center di era komputasi AI," kata dia.

Dalam dua tahun terakhir, Awanio mencatat pertumbuhan pendapatan. Klaim Irfan, pertumbuhan dari 2023 ke 2024 mencapai sepuluh kali lipat. Dan tahun berikutnya diperkirakan berada pada kisaran sepuluh hingga dua puluh kali lipat.

Saat ini, Awanio telah digunakan oleh lebih dari 5.000 pengguna, termasuk kementerian, lembaga pemerintah, BUMN, sektor finansial, logistik, hingga operator data center. 

Selanjutnya: Wacana Adopsi FCTC Dinilai Mengancam Industri Tembakau dan Jutaan Pekerja

Menarik Dibaca: 12 Cara Simpel Agar Dapur Anda Lebih Nyaman, Fungsional, dan Bikin Betah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×