Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Untuk meningkatkan pelayanan setrum untuk wilayah di luar Jawa yang miskin pembangkit, PT PLN (Persero) akan membuat 68 pembangkit mini. Dari ke-68 pembangkit mini tersebut terdiri dari 38 pembangkit milik PLN dan 30 pembangkit milik swasta atau independen power producer (IPP)
"Pembangkit tersebut paling banyak di Indonesia Timur karena kebutuhan pembangkit di sana masih kurang," kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, akhir pekan lalu.
Berdasarkan data yang dirilis PLN, untuk wilayah Indonesia Barat akan dibangun 24 pembangkit mini. Sedangkan untuk Indonesia Timur akan dibangun 44 pembangkit mini.Total kapasitas pembangkit untuk listrik tersebut mencapai 822 mega watt (MW).
"Sebanyak 291 mw untuk tambahan Indonesia Barat dan 531 mw untuk tambahan Indonesia Timur," lanjut dia.
Namun, Dahlan masih belum tau kapan PLN akan membuka tender untuk pembangkit mini tersebut. Saat ini, PLN baru saja membuat konsep untuk pembangkit mini tersebut. Dari jumlah pembangkit itu, Dahlan menjelaskan, 26 pembangkit yang masuk dalam program fast track program (FTP) 2. Selain itu, ada 5 pembangkit yang masuk dalam program pendanaan Anggaran Pembangkit Belanja Negara (APBN).
Pembangkit yang masuk dalam pendanaan APBN adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kalimantan Barat (3x7 mw); PLTU Malinau, Kalimantan Timur (2x3 mw); PLTU Berau, Kalimantan Timur (2x7 mw); PLTU Buntok, Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah (2x7 mw) dan PLTU Kotabaru, KalselKalteng (2x7 mw).
Sedangkan beberapa pembangkit yang masuk dalam FTP 2 adalah pembangkit di wilayah Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya, masih ada 3 pembangkit lagi yang masih sedang dalam proses pengadaan wilayah. Ketiga pembangkit tersebut adalah PLTU Toboali, Bangka-Belitung (2x7mw), PLTU Mukomuko, Sumatera Selatan Jambi Bengkulu (2x4 mw) dan PLTU Baturaja (2x10 mw).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News