Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Upaya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengurangi pemadaman listrik di beberapa daerah cukup serius. Rencananya, PLN bakal membangun 68 pembangkit mini. Dari jumlah itu, 38 pembangkit di antaranya merupakan milik PLN. Sisanya milik swasta atau Independent Power Producer (IPP).
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menyatakan, sebagian besar pembangkit mini itu akan dibangun di wilayah luar Jawa. "Pembangkit tersebut paling banyak di Indonesia Timur karena kebutuhan pembangkit masih kurang," kata Dahlan, Jumat (12/2).
Data yang dirilis oleh PLN menunjukkan, 24 pembangkit mini akan dibangun di wilayah Indonesia Barat. Sementara 44 pembangkit lainnya akan dibangun di wilayah Indonesia Timur.
Dahlan menghitung, total kapasitas pembangkit mini tersebut mencapai 822 megawatt (MW). "Sebanyak 291 MW untuk tambahan Indonesia Barat, dan 531 MW untuk tambahan Indonesia Timur," lanjut Dahlan.
Namun Dahlan belum bisa memastikan kapan PLN akan membuka tender untuk pembangkit mini tersebut. Saat ini, PLN baru membikin konsep pembangunan pembangkit mini.
Sebagian pembangkit mini yang bakal dibangun PLN itu masuk dalam program Fast Track Program (FTP) 2 dan program pendanaan Anggaran Pembangkit Belanja Negara (APBN). "Ada 26 pembangkit yang masuk dalam FTP 2 sedangkan yang dibiayai oleh APBN ada lima pembangkit," kata Dahlan.
Pembangkit yang masuk dalam pendanaan APBN, adalah sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kalimantan. Sementara, yang masuk FTP 2, yaitu pembangkit di Aceh, Riau, Kalimantan, Maluku, Papua, dan NTT.
Selain membangun pembangkit mini, PLN juga akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lima pulau di Indonesia. Yaitu, Pulau Banda (Maluku), Pulau Bunaken (Sulawesi Utara), Pulau Derawan, Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), Pulau Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Gili Trawang (Lombok). "Kami akan melaksanakan tahun ini juga. Semoga proyek ini mendapat sokongan pendanaan internasional," kata Dahlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News