Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) memutuskan untuk mencoret kembali proyek transmisi High Voltage Direct Current (HVDC) interkoneksi Sumatra-Jawa 500 KiloVolt (KV) dalam rancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027. Sejatinya, sejak tahun lalu, PLN sudah tidak ingin proyek tersebut masuk dalam RUPTL 2017-2026.
Namun, kala itu, pemerintah memutuskan untuk tetap memasukan proyek transmisi HVDC ke dalam RUPTL 2017-2026 demi memenuhi pasokan listrik di Pulau Jawa.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir punya alasan tidak memasukan proyek HVDC dalam RUPTL 2018-2027. Menurutnya, proyek HVDC seharusnya dikerjakan setelah PLN selesai mengintegrasikan transmisi di Pulau Sumatra terlebih dahulu.
"HVDC belum dibuat karena kami ingin jaringan terintegrasi dulu di Sumatra, terintegrasi dulu Jawa, baru Sumatra-Jawa saling mengisi, tidak satu jalur saja, pulang pergi dia. Tapi nanti, bukan sekarang, karena sekarang Sumatra dulu terintegrasi dari selatan ke utara," jelas Sofyan ketika ditemui di Hotel Fairmont pada Rabu (28/2) sore.
Makanya PLN berencana baru membangun proyek HVDC lima tahun hingga 10 tahun mendatang. Ini lantaran PLN masih fokus mengerjakan integrasi transmisi di Sumatra dan Jawa.
"Saat ini tengah (Pulau Sumatra) lagi jalan, lagi kerja 500 kv. Kiri kanannya (Pulau Sumatra) nanti 275 kv. Kalau itu sudah masuk baru cross. Setelah itu mungkin 5-10 tahun lagi baru interkoneksi Sumatra-Jawa," papar Sofyan.
Selain tidak memasukan proyek HVDC dalam RUPTL 2018-2027, PLN juga mengubah porsi bauran energi dalam RUPTL tersebut. Khusus untuk porsi BBM akan turun dari 5% menjadi 4%.
Sofyan bilang, pihaknya lebih memilih untuk mengembangkan EBT dibandingkan menggunakan BBM. "BBM berkurang, BBM antara 4%. Kalau misalkan nanti EBT bisa gantikan BBM lebih oke," ujarnya.
Makanya, Sofyan optimistis bauran energi EBT pada 2025 bisa tercapai sebesar 23%. PLN saat ini tengah mencari proyek-proyek EBT untuk pembangkit listrik diantaranya pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi.
"Makanya kami lagi buru yang namanya air, kan PLTA besar-besar. Terus yang besar-besar lagi panas bumi. Dua ini yang jadi tujuan kami, kalau nanti mahal biar PLN saja yang kerjakan," imbuh Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News