kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN dapat pendanaan negara asing Rp 5,6 triliun


Senin, 05 Desember 2016 / 12:38 WIB
PLN dapat pendanaan negara asing Rp 5,6 triliun


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terus berupaya mempercepat pembangunan pembangkit 35.000 MW (Megawatt) di sisi pembiayaan proyek.

Salah satu caranya dengan memanfaatkan pendanaan dari lembaga-lembaga keuangan melalui skema Export Credit Agency (ECA).

Pembangunan pembangkit listrik PLTG Mobile/Mobile Power Plant (MPP) total 500 Megawatt (MW), yang merupakan bagian dari program 35.000 MW, mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan negara Kanada Export Development Canada (EDC) dan Hungarian Export-Import Bank (HEXIM). 

Dua negara itu memberikan pinjaman senilai US$ 435 juta atau setara dengan Rp 5,65 triliun (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS).

Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan, pendanaan untuk proyek MPP 500 MW ini menggunakan skema Export Credit Agency (ECA) tanpa jaminan Pemerintah Indonesia dengan tingkat suku bunga kompetitif dan fixed sehingga meminimalisasi risiko fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman yang sangat volatile.

"Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang dengan masa repayment selama 12 tahun," kata Sarwono dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/12).

Skema pendanaan ECA tanpa jaminan pemerintah ini merupakan salah satu alternatif pendanaan yang dilakukan PLN dalam portofolio pinjamannya selain yang dapat diperoleh dari pasar obligasi ataupun pendanaan dari lembaga perbankan serta lembaga kreditur baik bilateral maupun multilateral.

Lebih lanjut Sarwono menyatakan, pendanaan dari kedua kreditur untuk program 35.000 MW merupakan bukti komitmen PLN dalam upaya menyelesaikan tugasnya menyediakan listrik bagi masyarakat yang saat ini didaerahnya masih mengalami kekurangan pasokan.

"Yang tidak kalah penting juga yaitu PLN sebagai agen pembangunan mendukung penyediaan pasokan listrik yang memadai untuk mendukung kebutuhan akan listrik sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah serta nasional," jelas Sarwono

Adapun pembangunan Mobile Power Plant itu sendiri tersebar di 8 lokasi yaitu Lampung (4x25 MW), Pontianak (4x25 MW), Bangka (2x25 MW), Riau (3x25 MW), Belitung (25 MW), Ampenan (2x25 MW), Paya Pasir (3x25 MW) dan Nias 25 MW.

MPP 500 MW tersebut mulai pembangunan hingga pengoperasiannya dikelola oleh anak perusahaan PLN yaitu PLN Batam. Pemilihan lokasi-lokasi tersebut didasarkan pada kondisi yang masih kekurangan pasokan listrik dan juga membutuhkan tambahan pasokan listrik dikarenakan tingginya pertumbuhan listrik di daerah tersebut.

"Sehingga Mobile Power Plant dipilih untuk menjadi solusi cepat dan tepat," pungkasnya. (Iwan Supriyatna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×