Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) buka suara terkait 34 proyek pembangkit yang disebut mangkrak. Kepala Satuan Komunikasi PLN, I Made Suprateka mengatakan, setelah audit BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebanyak 17 proyek dilanjutkan. Lantas, enam proyek diambil alih PLN, dan 11 kontrak diputus untuk dicarikan pengganti.
Made merinci, 17 pembangkit listrik yang berjalan dilanjutkan oleh kontraktor lama. Bahkan, pengerjaannya tidak harus mereview ulang kontrak. “Untuk yang 17 proyek itu karena pengerjaannya rata-rata sudah di atas 80%. Memang berjalannya proyek tertatih-tatih, investasi juga tidak ada yang berubah,’’ ungkapnya di Kantor PLN Pusat, Rabu (23/11).
Namun, dia enggan memberikan detil berapa investasi yang dibutuhkan untuk membuat pembangkit itu sampai commercial on date (COD).
Made mengatakan, proyek-proyek itu masih berjalan sebelum ada fluktuasi tinggi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berbeda dengan proyek yang berjalan pada 2013 karena ada pelemahan yang signifikan pada rupiah. ’’Target COD proyek ini rata-rata 2013 dan 2014,’’ terangnya.
Hanya saja, Made enggan menjawab saat disinggung target rampungnya 17 pembangkit itu. Dia hanya bilang, tidak ada penyesuaian dari segi investasi. ’’Nanti ada penilaian, berapa dari pengusaha dan berapa dari PLN,’’ ucapnya.
Selain itu, untuk 11 proyek yang mangkrak atau tidak jalan akan diputus. Made mengatakan akan menggantikan proyek-proyek yang terminasi itu. Seperti, perluasan jaringan transmisi dan Gardu Induk maupun dengan pembangkit baru yang lebih cepat pembangunannya seperti PLTMG maupun PLTD.
"Kami menggantikan proyek yang terminasi ini, seperti PLTU Bengkalis 2x10 MW yang prosesnya masih nol digantikan dengan PLTMG Bengkalis 20 MW yang dananya akan masuk sistem kelistrrikan awal tahun 2018," ungkapnya.
Contoh lain, kata Made, untuk PLTU Buntok diganti dengan gardu induk. Untuk PLTU Kuala Pembuang PLN memutuskan untuk membangun gardu induk.
"PLTU Tarakan kita putus karena masalah tanah, sampai sekarang masih belum putus, tumpang tindih kepemilikannya, karena riskan kontraknya sudah diputus. Akan kami ganti dengan gas atau kabel laut karena dari Tanjung Selor sedang dibangun," papar Made.
Selain itu, untuk enam proyek yang terminasi akan dilanjutkan pembangunannya oleh PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News