kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN kejar target bauran energi nasional 23% pada tahun 2025


Rabu, 29 Agustus 2018 / 20:24 WIB
PLN kejar target bauran energi nasional 23% pada tahun 2025
Wapres Jusuf Kalla saat membuka pameran Indo EBTKE ConEx 2018


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mengejar target bauran energi nasional 23% pada tahun 2025. Saat ini, progres bauran energi nasional mencapai 11,68%.

Dari capaian tersebut, sebanyak 6.516,3 MW pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) telah beroperasi memasok listrik. Program EBT di PLN ini pun ditampilkan pada Pameran Indo EBTKE ConEx 2018 yang diselenggarakan di Balai Kartini Jakarta, 29-31 Agustus 2018.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) Suryadharma, hadir dalam acara pembukaan pameran dan konferensi yang digelar pada Rabu (29/8).

JK menyebutkan, energi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan terus mengalami peningkatan. Setiap tahun, lanjut JK, kira-kira dibutuhkan pertumbuhan energi sebanyak 12%

"Energi sekarang menjadi kebutuhan utama kita dan akan meningkat terus menerus. Untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan (EBT) di 2025, setidaknya butuh tambahan 2.000 MW pembangkit EBT per tahun," kata Jusuf Kalla.

Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero) Zulfikar Manggau menyebut, total pembangkit EBT yang beroperasi akan terus meningkat. Hal ini juga telah tercantum dalam Rencana Upaya Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027 dimana pengembangan pembangkit EBT ditargetkan sebesar 14.911,2 MW untuk seluruh wilayah Indonesia.

"PLN terus fokus mengembangkan pembangkit EBT dari tenaga surya, bayu, air, biomassa, biogas, bioenergi, panas bumi, arus laut bahkan tenaga dari sampah. Ini tantangan bagi kami, namun harus diwujudkan demi energi yang lebih bersih. Selain itu," ujar Zulfikar.

Indonesia memiliki banyak potensi EBT yang diperkirakan mencapai 21.398 MW. Salah satunya, pembangkit EBT dari tenaga bayu yang sukses beroperasi adalah PLTB Sidrap 75 MW di Kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan yang telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 2 Juli 2018 lalu.

Dalam pembangunannya, PLTB Sidrap menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen. Untuk tower-nya sendiri TKDN-nya mencapai 80%.

Dengan total daya sebesar 75 MW, PLTB Sidrap berperan menopang 6% kebutuhan beban puncak Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Palu.

Kemudian salah satu pembangkit EBT yang saat ini dalam tahap pembangunan adalah PLTA Jatigede 2x55 MW yang berlokasi di Kab. Sumedang, Jawa Barat. Saat ini pembangunannya mencapai 38,43% dan target beroperasinya di Oktober 2019.

Menurut Kepmen ESDM no. 1772K/20/MEM/2018 tentang biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan PLN tahun 2017 dimana BPP nasional adalah 7,66 sen USD/kWh.

"Harga EBT saat ini ditandatangan maka akan berlaku hingga 30 tahun ke depan. EBT tidak hanya dilihat dari sisi manfaat, tapi juga turunnya BPP pembangkit. Terobosan ini harus terus dilakukan oleh pemerintah, PLN dan investor agar di masa yang akan datang Indonesia punya energi bersih, sustainable dan harga yang konstan," tandas Jusuf Kalla.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×