Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berusaha menurunkan harga gas dari fasilitas mini LNG yang ada di Tanjung Benoa. Pasokan gas dari mini LNG ini disalurkan untuk pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan pasokan gas untuk mini LNG Benoa yang dipasok dari LNG Bontang dianggap terlalu mahal. Makanya pemerintah berusaha menurunkan harga gas tersebut.
Salah satu caranya dengan membuka lelang bagi pemasok gas ke mini LNG Benoa. PLN telah membuka lelang untuk pasokan LNG untuk fasilitas di Benoa. "Iya dilelang, hari ini terakhir penutupan lelang Benoa itu," ungkap Djoko, Jumat (24/8).
Dengan membuka lelang bagi para pemasok gas ke mini LNG Benoa tersebut diharapkan harga gas ke pembangkit listrik PLN bisa 14,5% dari Indonesia Crude Price (ICP) sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM.
"Yang dulu Benoa itu kan dilelang ulang karena mahal. Permennya kan maksimum 14,5% dari ICP. Evaluasi itu supaya bisa jadi 14,5% ICP," jelas Djoko.
Selain mencari pemasok gas baru, Djoko bilang pemerintah saat ini masih terus berusaha agar harga gas di Tanjung Benoa bisa murah. Caranya adalah dengan melakukan efisiensi mulai dari sumber pasokan hingga ke plant gate.
"Itu dulu rantai distribusi mahal, biaya angkutnya, distribusinya, biaya pelabuhannya, pajaknya, marginnya, semualah, tidak di-cut, dikurangi,"ungkap Djoko.
Selain itu, Djoko menyebut agar harga gas murah maka sedang dilakukan pembangunan pipa gas di sekitar pelabuhan pembangkit. Saat ini pembangunan pipa gas tengah berlangsung dan setelah selesai diharapkan pasokan gas ke pembangkit PLN bisa melalui mini LNG Benoa dan pipa distribusi.
Asal tahu saja, terminal mini LNG di Benoa, Bali berkapasitas 50 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). Mini LNG ini bisa mensuplai gas untuk pembangkit listik berkapasitas 200 MW. Dulu, fasilitas mini LNG ini diklaim mampu menghemat anggaran hingga Rp 1,2 triliun untuk pembangkit listrik berkapasitas 200 Mega Watt.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News