kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

PLN Masih Cari Utangan untuk Proyek 10.000 MW Tahap I


Jumat, 06 Maret 2009 / 08:22 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT PLN (Persero) berpacu dengan waktu dalam mencari pendanaan proyek 10.000 Mega Watt (MW) tahap I. Sampai detik ini, BUMN listrik tersebut masih mencari kekurangan sebanyak US$ 1,8 miliar dan Rp 1,9 triliun untuk proyek tersebut.

Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara merinci, total kontrak yang sudah ditandatangani untuk proyek tersebut sudah mencapai kapasitas 9.400 MW. Pembangkitnya sendiri tersebar di 32 lokasi, sepuluh pembangkit di Jawa dan 22 pembangkit di luar Jawa.

Dana yang dibutuhkan untuk membiayai pembangkit tersebut dalam valas senilai US$ 4,9 miliar dan dalam porsi rupiah sebanyak Rp 19 triliun.

"Dari US$ 4,9 miliar tersebut, sebanyak US$ 1,9 miliar sudah ditandatangani dan sebagian sudah dicairkan. Sebanyak US$ 1,2 miliar dalam proses pembahasan. Sehingga dalam valas yang masih harus dicari lagi sebesar US$ 1,8 miliar," kata Rudiantara, Kamis (5/3).

Sementara dalam porsi rupiah, dari Rp 19 triliun yang dibutuhkan sebanyak Rp 15 triliun sudah di tandatangani. Sebesar Rp 2,3 triliun dalam proses penyelesaian. Sehingga masih ada kekurangan dana sebesar 1,9 triliun.

Lalu untuk membangun jaringan transmisinya dibutuhkan US$ 900 juta sampai US$ 1 miliar dalam valas. Dalam porsi rupiah dibutuhkan sekitar Rp 13 triliun. Di mana semua kontraknya sudah ditandatangani.

"Kebutuhan pendanaan untuk pembangkit 10.000 MW tahap I ini harus selesai sampai 2011. Kebutuhan ini tidak sekaligus dicairkan tetapi bertahap sesuai progres fisik pembangunan pembangkitnya," tambahnya.

PLN menurut Rudiantara akan terus mencari pinjaman dari perbankan di negara manapun yang memiliki uang. Dua negara tujuan utama PLN dalam mencari utangan adalah China dan negara-negara Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×