Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya mendorong permintaan listrik sebagai upaya mengatasi kondisi oversupply yang terjadi.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, mengungkapkan, untuk meningkatkan penjualan listrik, PLN akan berfokus pada strategi creating demand yang ditempuh melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi.
Strategi intensifikasi dilakukan PLN melalui berbagai bundling dan promo untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, misalnya promo Super Dahsyat pada yang digulirkan memperingati Hari Listrik Nasional ke-76.
Bob menjelaskan, program promo ini memberikan harga spesial untuk Biaya Penyambungan (BP) pada Layanan Tambah Daya bagi Konsumen tegangan rendah 1 phase daya 450 VA dan 4.400 VA di semua golongan tarif dengan pilihan daya akhir maksimal 5.500 VA, dengan hanya membayar sebesar Rp 202.100,-.
Baca Juga: Status rancangan Perpres pembelian listrik EBT masih tunggu persetujuan Menkeu
"Strategi intensifikasi juga dilakukan melalui penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle," jelas Bob dalam keterangan resmi, Minggu (17/10).
Bob mengatakan, electrifying lifestyle dilakukan dengan mendorong ekosistem dan penggunaan satu juta kompor induksi serta kendaraan listrik berbasis baterai.
Di samping itu, strategi ekstensifikasi ditempuh PLN melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN agar perusahaan dapat berfokus pada bisnis intinya.
Cara lainnya adalah dengan melihat ceruk pasar yang masih potensial dengan program electrifying agriculture dan electrifying marine untuk sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan.
"Kedua strategi pemanfaatan listrik tersebut tentu saja akan memberikan manfaat bagi pelanggan dan pelaku usaha yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya operasional," pungkas Bob.
Selanjutnya: Pemerintah ajukan Rp 55,88 triliun untuk PMN 2022, BUMN mana saja yang dapat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News