Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 berada di level 52,7. Angka ini anjlok 0,2 poin jika dibandingkan dengan capaian Januari 2024 yang berada pada level 52,9.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo menyampaikan, khusus di industri minuman, pada Februari 2024 memang terjadi penurunan volume, kemungkinan karena sudah lewat masa kampanye pemilihan umum (pemilu) serentak.
“Terlebih juga karena konsumen saat ini lebih memprioritaskan untuk belanja produk pangan primer seperti beras, gula, minyak goreng yang harganya sedang naik,” tutur Triyono kepada Kontan, Jumat (1/3).
Meski begitu, Ia yakin pada Maret 2024 permintaan akan kembali menggeliat sejalan dengan momentum Puasa dan Lebaran.
Baca Juga: Permintaan Asing Stagnan, PMI Manufaktur Februari 2024 Turun ke Level 52,7
“Dari masukan anggota, kita melihat sedikit slow down dari sisi sales volume, tapi kita expect ini akan rebound mengingat sebentar lagi masuk bulan Puasa,” jelasnya.
Sebagai informasi, dalam laporan S&P Global, penurunan PMI Manufaktur RI salah satunya karena permintaan domestik yang masih kuat, namun permintaan asing masih stagnan.
Meski begitu, produksi manufaktur di Indonesia naik pada Februari dan pada tingkat yang solid, meski laju pertumbuhan berkurang dari posisi tertinggi dalam dua tahun pada bulan Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News