Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) mengaku tidak terlibat dalam proyek pengadaan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) buatan dalam negeri untuk bidang pendidikan yang digagas pemerintah.
Chief Commercial Officer Polytron Indonesia Tekno Wibowo menyebut, bila merujuk pada daftar produk TIK dalam negeri yang akan dikembangkan pemerintah, maka pihaknya hanya memungkinkan ikut mendukung pada produk speaker aktif. Namun, bukan berarti Polytron Indonesia lantas menjadi perusahaan yang ikut proyek tersebut.
“Kami tidak dilibatkan. Secara kuantitas kebutuhan speaker kecil dan tidak signifikan,” imbuh dia, Jumat (23/7).
Baca Juga: Pemerintah targetkan belanja produk TIK domestik capai Rp 17 triliun pada 2024
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah telah memetakan kebutuhan produk TIK yang menggunakan APBN tahun 2021 hingga 2024 mendatang. Produk-produk buatan lokal tersebut akan disalurkan ke berbagai jenjang pendidikan seperti PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB.
Untuk speaker aktif buatan lokal, total rencana pengadaan di tahun 2021 tercatat sebanyak 45 unit. Kemudian di tahun 2022 pengadaan speaker aktif berjumlah 5.636 unit, di tahun 2023 berjumlah 4.875 unit, dan 2024 berjumlah 2.430 unit. Dengan begitu, total pengadaan speaker aktif sampai 2024 nanti mencapai 12.986 unit.
Total pengadaan speaker aktif jelas kalah jauh dibandingkan dengan laptop. Tercatat, tahun ini terdapat rencana pengadaan laptop buatan lokal dengan APBN sebanyak 189.570 unit. Di tahun 2022, pengadaan laptop berjumlah 376.929 unit, tahun 2023 pengadaan laptop berjumlah 377.550 unit, dan 2024 pengadaan laptop berjumlah 375.105 unit. Alhasil, total rencana pengadaan laptop sampai 2024 mencapai 1.319.154 unit.
Selanjutnya: Indonesia garap laptop Merah Putih, ini informasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News