Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Hendra Gunawan
BEKASI. PT Pos Indonesia makin serius menukangi bisnis logistik. Lewat anak usaha PT Pos Logistik Indonesia, perusahaan pelat merah ini mulai mengoperasikan gudang berlabel Pos Logistik (Poslog) Distribution Center (PDC) yang berlokasi di Tambun, Bekasi.
Pos Logistik memang sengaja mendirikan gudang di wilayah tersebut. Soalnya, sebagian klien besar perusahaan ini bercokol di wilayah sekitar Bekasi, seperti PT Suzuki Indomobil Motor, PT Tempo Scan Pacific, dan PT Idemitsu Lube Indonesia.
Saat ini, Pos Logistik sudah mempunyai 10 klien, termasuk tiga perusahaan di atas. Yang lain adalah PT Unilever Indonesia, Garuda Indonesia, serta Pertamina.
Menurut Febriyanto, Direktur Utama Pos Logistik Indonesia, keberadaan gudang logistik ini diharapkan bisa mendongkrak kapasitas logistik yang diangkut perusahaan ini. "Kapasitas operasional jadi bisa ditambah hingga 50%," katanya, Rabu (16/4).
Dengan adanya gudang ini, Pos Logistik berharap kegiatan operasionalnya bisa mencapai tiga juta kilogram (kg) per bulan atau sekitar 36 juta kg per tahun. Imbasnya adalah, kata Febriyanto, pendapatan Pos Logistik bisa terdongkrak hingga 50% sampai akhir tahun ini. Bila tahun lalu pendapatan Pos Logistik sebesar Rp 209 miliar, sampai akhir tahun ini targetnya bisa tembus Rp 300 miliar.
Pos Logistik sendiri tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk membangun gudang logistik ini. Untuk pembelian peralatan pergudangan dan infrastruktur teknologi informasi (TI), mereka hanya keluar Rp 700 juta. Adapun dana terbesar adalah sewa areal gudang selama dua tahun yang mencapai Rp 1,8 miliar.
Adapun fungsi PDC adalah sebagai titik pengambilan barang (pick up) dari pusat ke beberapa destinasi di daerah. Kebanyakan berupa destinasi jalur darat yang berada di Jawa serta Sumatra. Pasalnya, jenis layanan yang memakai PDC adalah layanan reguler yang waktu pengirimannya tidak perlu cepat (kilat).
Sayangnya, pengiriman logistik memakai jalur darat kerap kali terkendala infrastruktur jalan yang kurang optimal. Untuk itu, Pos Logistik menyiasatinya dengan memakai angkutan barang milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Namun, kendala memakai jalur kereta ini adalah tempat pengumpulan barang (drop zone) kurang banyak. Malah lokasinya bisa jauh ketimbang memakai jalur darat. Makanya, Pos Logistik baru 5% memakai angkutan logistik KAI. "Untuk itu, kami sedang membicarakan persoalan ini dengan KAI," katanya.
Selain itu, Pos Logistik juga tengah mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas ASEAN pada 2015 nanti dengan membenahi sistem logistik dan kemampuan karyawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News