Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk nampaknya harus legawa menerima rapor kinerja kuartal I 2020 yang turun signifikan. Makanya, anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk tersebut mempertimbangkan untuk mengevaluasi target kinerja sepanjang tahun 2020 ini.
Besaran revisi target masih dalam perencanaan internal PP Properti. "Sehubungan dengan pandemi Covid-19, kami sedang mempertimbangkan untuk mengevaluasi target kinerja akhir tahun," ungkap Taufik Hidayat, Direktur Utama PT PP Properti Tbk saat dihubungi KONTAN, Jumat (5/6) pekan lalu.
Kepada Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Mei 202 lalu, manajemen PP Properti mengaku terganggu efek gulir virus korona. Emiten berkode saham PPRO tersebut terpaksa menghentikan dan membatasi operasional sejumlah usaha.
Bisnis yang terhenti meliputi hotel di Jakarta, Bandung, Surabaya, Pekanbaru dan Balikpapan. Sementara kegiatan pemasaran apartemen menjadi lebih terbatas karena PP Properti tidak bisa mengelar pertemuan dengan konsumen, pameran dan open house proyek-proyek yang dijajakan. Mereka memperkirakan, kegiatan operasional yang dihentikan maupun dibatasi tersebut berkontribusi 25% terhadap total pendapatan konsolidasi tahun 2019.
Sementara dalam catatan KONTAN, semula PP Properti membidik pendapatan Rp 3,1 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 346 miliar. Mereka mengandalkan pengembangan rumah tapak, apartemen serta pendapatan berulang dari pusat perbelanjaan dan dan hotel.
Namun baru menyelesaikan kinerja tiga bulan pertama tahun ini saja, PP Properti mulai tak yakin dengan target awal yang pernah dicanangkan. Sama seperti sebagian besar perusahaan lain, mereka juga tak kuasa menahan goncangan pandemi Covid-19. Permintaan pasar susut dan pada saat yang sama mobilitas bisnis terhambat.
Sepanjang Januari-Maret 2020, pendapatan usaha PP Properti berkurang 16,53% year on year (yoy) menjadi Rp 357,91 miliar. Sejalan dengan itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersihnya menyusut sekitar dua kali lipat menjadi Rp 26,39 miliar.