kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

Prasidha Aneka Niaga (PSDN) Mendapatkan Angin Segar dari Kenaikan Harga Kopi


Minggu, 26 Juni 2022 / 20:18 WIB
Prasidha Aneka Niaga (PSDN) Mendapatkan Angin Segar dari Kenaikan Harga Kopi
ILUSTRASI. Pabrik PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) mengakui, kenaikan harga komoditas kopi di pasar internasional saat ini ditambah dengan adanya pemulihan permintaan kopi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi prospek bisnis di tahun ini.

Sebagai informasi, melansir Trading Economics harga komoditas kopi pada 24 Juni 2022 sudah mengalami kenaikan hingga 44,10% secara tahunan atau year on year (yoy).

Direktur Prasidha Aneka Niaga Lie Sukiantono Budinarta mengamini, pada 2022 harga kopi dunia cukup tinggi setelah mengalami peningkatan.

“Selain disebabkan alasan fundamentalnya, juga   karena setimen pasar seiring pergerakan harga berbagai komoditas dunia lainnya,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/6).

Adapun paralel dengan hal tersebut, Lie mengemukakan bahwa saat ini terjadi pemulihan tingkat konsumsi dunia dan nasional di tahun ini.

Baca Juga: Prasidha Aneka Niaga (PSDN) Proyeksi Kinerja di 2022 Lebih Rendah, Ini Alasannya

Pihaknya bersyukur karena dampak pandemi telah mereda secara global. Lie mengatakan, semua hal yang terjadi saat ini pada dasarnya telah diantisipasi dengan sebaik-baiknya sehingga manajemen PSDN percaya diri pihaknya dapat memetik dampak positif.

Sebelumnya, PSDN memproyeksikan total penjualan di sepanjang 2022 sebesar Rp 1,18 triliun. Dengan rincian, biji kopi sebesar Rp 4,54 miliar atau sebanyak 86 ton, karet remah Rp 670,59 miliar atau 26.400 ton, dan kopi olahan Rp 505,97 miliar atau 4.880 ton.

Lie mengatakan, target tersebut lebih kecil atau turun dibandingkan dengan 2021. Untuk nilainya sendiri kurang lebih turun 6,5% yoy karena keadaan ekonomi yang belum terlalu baik akibat masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Namun Lie tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi kenaikan harga komoditas serta pulihnya permintaan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja PSDN di 2022.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×