Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja produksi batubara PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) terkoreksi karena curah hujan yang tinggi. Adapun manajemen GEMS masih mengupayakan volume produksi batubara di tahun ini bisa mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan GEMS Sudin Sudiman mengungkapkan, di sisa tahun ini Golden Energy Mines akan berjuang untuk terus mengejar target volume produksi. Kendala utama yang dihadapi perusahaan adalah karena cuaca saat ini tidak bersahabat.
"La Nina mulai berpengaruh dengan curah hujan yang tinggi," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (15/11).
Sudin menambahkan, akibat curah hujan yang tinggi, pada kuartal III 2021 ada penurunan produksi sekitar 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, hingga kuartal III 2021, GEMS membukukan produksi sebesar 22,1 juta ton. Jumlah ini turun 1,8 juta ton dibandingkan sembilan bulan pertama 2020. Adapun pada kuartal III-2020 lalu Golden Energy Mines membukukan produksi sebanyak 23,9 juta ton.
Baca Juga: Hingga kuartal III-2021, Golden Eenrgy Mines (GEMS) baru serap 47% capex
Realisasi penjualan di kuartal III-2021 juga turun menjadi sebesar 22,8 juta ton. Padahal volume penjualan GEMS mencapai 24,6 juta ton di akhir September 2020 silam.
Di sepanjang tahun ini, GEMS menargetkan produksi batubara sebanyak 39,6 juta ton batubara. "Kami berjuang agar pada kuartal IV-2021 ini bisa lebih baik sehingga bisa mencapai target," tegas Sudin.
Di November 2021 ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) pada November 2021 mencapai US$ 215,63 per metrik ton, atau naik 33% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Perihal melonjaknya HBA di November 2021 Sudin bilang, HBA terlambat sebulan, padahal harga batubara di Newcastle sudah terkoreksi karena kebijakan China meng-kap (cap) harga batubara lokal untuk menghindari kenaikan energy cost yang tak terkendali. Di sisi lain, permintaan juga sudah agak melemah.
Sudin tidak menampik bahwa secara umum, dampak naiknya harga komoditas memang memberikan dampak yang positif.
Selanjutnya: Tok! UMP Jakarta 2022 minimum Rp 4,45 juta dan terendah Jawa Tengah Rp 1,81 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News