Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan produksi dan ekspor bijih nikel (nikel ore) meningkat pada tahun 2019.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, merujuk data Kementerian ESDM, produksi bijih nikel pada 2019 mencapai 52,76 juta ton. Angka ini meningkat 138,3% dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat hanya 22,14 juta ton.
"Sekarang tumpukan menjadi gunung. Ketika ekspor disetop, otomatis ada oversupply. Kadar rendah yang tidak diekspor ditata ulang untuk disimpan," terang Yunus, Kamis (23/1).
Adapun, produksi nikel matte pada 2019 tercatat sebesar 65.010 ton atau turun 13,31% secara tahunan. Mengingatdi 2018 lalu produksinya nikel mencapai 75.000 ton.
Baca Juga: Aturan tata niaga dan harga nikel domestik sedang disiapkan pemerintah
Sementara itu, produksi feronikel tahun 2019 mencapai 1,1 juta ton nikel dalam feronikel (TNi). Artinya, terjadi kenaikan hampir dua kali lipat, dimana pada 2018 produksi tercatat sebesar 573.000 ton. Selain itu, produksi Nickel Pig Iron (NPI) pada 2019 juga melesat 114,37% atau setara 692.420 ton dibanding 2018 sebesar 323.000 ton.
Kenaikan juga turut dicatatkan oleh ekspor, dimana pada tahun 2019 ekspor bijih nikel mencapai 30,19 juta ton. Jumlah ini meningkat 50,42% dibanding tahun sebelumnya sebesar 20,07 juta ton.
Yunus menegaskan, angka ekspor bijih nikel tersebut masih dalam batasan kuota. Adapaun kuota ekspor tahun 2019 sebesar 30,90 juta ton.
Selain itu, ekspor nikel matte pada 2019 tercatat sebesar 64.210 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 75.700 ton.
Ekspor feronikel di tahun lalu juga meningat dua kali lipat dari 573.000 ton TNi di 2018 menjadi 1 juta ton TNi. Kemudian, ekspor Nickel Pig Iron (NPI) malah turun 59,82% secra tahunan menjadi 130.170 ton dari 323.980 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News