Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Meski curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia cukup tinggi sejak awal tahun ini, namun produksi cengkeh nasional tahun ini diperkirakan bakal membaik. Harga jual cengkeh yang stabil tinggi sejak tahun lalu membuat petani bersemangat untuk menanam cengkeh.
Bahkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Dahlan Said mengungkapkan, produksi cengkeh tahun ini diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun lalu lantaran cuaca di beberapa sentra produksi cengkeh tak menghawatirkan. "Di Jawa curah hujan memang tinggi, tapi sentra produksi cengkeh lainnya seperti Sulawesi, cuacanya cukup baik," kata Dahlan, kepada KONTAN Rabu (12/2).
Selain di pulau Jawa, beberapa sentra produksi cengkeh nasional ialah Maluku, Sulawesi, dan Riau. Kata Dahlan, produksi cengkeh terbesar adalah Pulau Sulawesi dan Maluku yang menyumbang sekitar 70% dari total produksi cengkeh nasional.
Tahun ini, Dahlan memperkirakan produksi cengkeh nasional bisa mencapai 100.000 ton. Produksi cengkeh tahun 2013 lalu mencapai sekitar 80.000 ton, lebih tinggi dari perkiraan semula yang hanya sekitar 60.000 ton.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir juga meyakini produksi cengkeh tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu. Alasannya, petani mulai melakukan pengelolaan kebun dengan lebih baik.
Namun, soal jumlah produksi, Kementerian Pertanian punya data yang berbeda. "Tahun 2013 angka sementara produksi cengkeh sebanyak 100.725 ton," ungkap Gamal. Nah, tahun ini, Gamal memperkirakan produksi cengkeh akan naik tipis menjadi 101.670 ton.
Azwar AB, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian menambahkan, semangat petani untuk menanam cengkeh kembali meningkat lantaran terdorong tingginya harga jual cengkeh. Karenanya, "Kemauan petani merawat kebun juga semakin tinggi," katanya.
Dahlan menggambarkan, saat ini harga cengkeh di tingkat petani di Sulawesi sekitar Rp 130.000 per kilogram (kg) - 140.000 per kg. Padahal, tahun lalu rata-rata harga cengkeh masih sekitar Rp 110.000 - Rp 130.000 per kg.
Penasehat APCI Mulyadi Sukandar mengakui harga cengkeh cukup tinggi. Di Jawa Barat, kata dia harga cengkeh kini menyentuh Rp 160.000 per kg - Rp 180.000 per kg. "Kenaikan harga ini karena suplai kurang," jelasnya.
Dahlan bilang, harga jual cengkeh tahun ini masih akan tinggi . Tapi, ia enggan menyebut kisaran harga cengkeh tahun ini. Yang jelas, kata dia harga cengkeh tak akan jatuh di bawah Rp 100.000 per kg.
Untuk mendongkrak produksi, Azwar bilang Kementan terus meningkatkan penyuluhan dan pembinaan kepada petani dalam merawat tanaman cengkeh. Maklum, tanaman cengkeh sangat rawan terjangkit penyakit jamur di musim hujan. Kementan juga mendorong petani untuk mengganti
anaman tua melalui replanting untuk menambah produktivitas cengkeh.
Mulyadi bilang, pasokan cengkeh belum mencukupi permintaan. Tapi, "Yang terganggu (akibat pasokan kurang) adalah industri di luar pabrik rokok seperti makanan dan minuman," jelasnya.
Hasan Aony Aziz, Kepala Hubungan Masyarakat Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) bilang, kenaikan harga dalam jangka pendek tidak akan berdampak pada pabrik rokok. Sebab, "Perusahaan rokok biasanya punya stok untuk satu sampai dua tahun," katanya. Jika kenaikan harga cengkeh terus berlanjut, kata dia Gappri minta pemerintah mencari solusi keberlangsungan produksi cengkeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News