kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Telat Panen, Ekspor Kopi Nasional Turun di Awal Tahun 2024


Selasa, 07 Mei 2024 / 14:32 WIB
Telat Panen, Ekspor Kopi Nasional Turun di Awal Tahun 2024


Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi kopi nasional masih di bawah potensi produksi kopi biji nasional.

Volume produksi kopi biji Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 10,5 juta karung terdiri dari 1,8 juta karung kopi biji arabica & 8,8 juta karung kopi biji robusta pada tahun ini. Angka produksi tersebut tersebut naik dibandingkan tahun 2023.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Kompartemen Kopi Specialty & Industri Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo. Kendati demikian, angka tersebut masih di bawah potensi produksi kopi nasional yakni 12 juta - 12,5 juta karung.

Baca Juga: Di Balik Kenaikan Harga Kopi

Adapun ekspor kopi menunjukan penurunan, pada periode Januari-April 2024 hanya sebesar 70% dari hasil produksi pada tahun yang sama di tahun sebelumnya. 

Maka Moelyono tak menampik akan ada kenaikan impor kopi demi memenuhi kebutuhan kopi nasional. 

"Saat ini kebutuhan industri pengolahan kopi biji dalam negeri mencapai 6.5 juta - 6.8 juta karung, baru sisa nya untuk pasar export," terangnya kepada Kontan, Selasa (7/5). 

Dia mengaku bahwa tantangan yang dihadapi dalam produksi kopi biji yakni rendahnya produktivitas lahan yang saat ini hanya 1 - 1,1 ton/ha untuk kopi biji robusta & 600 kg-700 kg/ha untuk kopi biji arabica. 

Baca Juga: Berikut Siasat Pengelola Kedai Kopi Menahan Laju Kenaikan Harga Biji Kopi

Menurutnya, polemik produktivitas lahan disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan ketahanan ekonomi para petani.  Ditanya soal target produksi kopi, Moelyono belum bisa memastikan hal tersebut.

"Untuk tahun ini, kita masih belum jelas karena panen kopi biji mengalami keterlambatan akibat pengaruh El Nino tahun kemarin. Sekitar 2 bulan dari kondisi biasa nya, panen biasa nya mulai di bulan Maret atau April menjadi bulan Mei atau Juni," ungkap Moelyono.

Untuk diketahui bahwa sentra penghasil kopi biji robusta terdapat di Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung atau disebut daerah segitiga kopi Indonesia. Kemudian daerah di Jawa terutama Jawa tengah dan Jawa timur, Bali, dan Flores.

Baca Juga: Hindari Heat Stroke, Jemaah Haji Disarankan Banyak Minum Air Putih

Lalu Sumatera utara, Aceh, Toraja, Bali, dan daerah yang masih berkembang yakni Jawa barat untuk penghasil kopi arabica.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×