kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi naik 7%, impor jagung dibatasi


Sabtu, 23 Juni 2012 / 07:45 WIB
Produksi naik 7%, impor jagung dibatasi
ILUSTRASI. Makanan cepat saji termasuk salah satu pantangan ibu hamil yang perlu Anda waspadai. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can

JAKARTA. Tahun ini produksi jagung nasional diperkirakan naik 7% menjadi 18,44 juta ton. Karena itu, pemerintah optimistis kuota impor jagung tahun ini tidak akan lebih dari 1 juta ton. Kuota itu turun 67,74% dibanding dengan tahun sebelumnya.

Menteri Pertanian Suswono, menyatakan, sebenarnya perkiraan produksi jagung pipilan kering 7% lebih rendah dari target sebelumnya sebesar 10%. "Potensi produksi jagung lokal sangat bagus," katanya, Jumat (22/6).

Tahun lalu produksi jagung pipilan kering Tanah Air mencapai 17,23 ton. Dengan produksi sebanyak itu, Indonesia masih mengimpor jagung sebesar 3,1 juta ton terutama untuk bahan baku pakan ternak. Suswono yakin, kuota impor sebesar 1 juta ton akan memenuhi seluruh kebutuhan jagung domestik. Apalagi pada Juni ini sejumlah sentra jagung seperti Aceh, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat sedang panen raya.

Maka, Suswono memastikan belum akan mengeluarkan rekomendasi impor lagi. "Harus ada kesungguhan pelaku usaha untuk menyerap jagung lokal. Izin impor hanya akan diberikan kalau terpaksa dan terjadi kekurangan di dalam negeri," katanya. Tidak adanya rekomendasi impor, maka volume impor jagung pada Januari-Mei 2012 sebesar 600.000 ton, turun 57,1% dibanding periode yang sama 2011 tidak akan bertambah.

Sudirman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengatakan, kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak sekitar 560.000 ton per bulan. Menjelang puasa dan lebaran, kebutuhan jagung melonjak 30% karena meningkatnya produksi ternak unggas.

Karena kebutuhan bahan baku jagung yang tinggi, Sudirman menyayangkan sikap pemerintah yang belum memberikan surat persetujuan pemasukan (SPP) jagung impor. Menurutnya, saat ini harga jagung lokal semakin sulit ditemukan. Namun, menurut Suswono, kendala utama sulitnya pengusaha memperoleh pasokan jagung lokal karena jalur distribusi belum baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×