Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Gozco Plantations Tbk mencatatkan kenaikan hasil panen yang cukup tinggi pada triwulan I 2015. Produksi inti perseroan pada tahun ini menjadi 32.690 ton atau lebih tinggi 37% dari tahun lalu 23.846 ton.
Direktur Gozco Andrew Michael Vincent mengatakan kenaikan produksi tahun ini terjadi karena perseroan fokus pada peningkatan kualitas tanaman yang sudah tertanam. Dengan fokus pada sawit yang sudah tertanam, maka perusahaan dengan kode saham GZCO di Bursa Efek ini dapat terus meningkatkan produksinya bisa semakin lebih baik dan meningkat.
Apalagi saat ini, lahan perseroan banyak tanaman yang masih muda, yang umurnya masih muda. "Pada tahun ini fokus utama kita adalah peningkatan produksi kebun yang sudah ada saja, jadi tidak ada ekspansi dulu," ujar Andrew kepada KONTAN, akhir pekan ini.
Andrew menjelaskan, saat ini, GZCO memiliki kebun sawit seluas 41.761 hektare (ha). Lahan tersebut tersebar di tiga lokasi. Lokasi pertama di Sumsel seluas 26.246 ha, Kalimantan Barat (Kalbar) 8.121 ha dan Kalimantan Tengah (Kalteng) 7.394 ha.
Di dua lahan yang berlokasi di Kalimantan ini masih terus dikembangkan dan hasilnya masih di jual sebagai Tandan Buah Segar (Tbs) ke perusahaan lain. Sementara lahan di Sumsel hasil panennya diproduksi di pabrik sendiri yang berada di sana.
Di Sumsel, GZCO memiliki satu pabrik yang sudah beroperasi dengan kapasitas 90 ton per jam. Nah untuk memenuhi kebutuhan pabrik ini, GZCO masih membeli TBS dari warga. GZCO juga tengah dalam membangun pabrik baru di Sumsel dengan kapasitas produksi 45 ton per jam pada tahap awal.
Namun ke depan akan ditingkatkan lagi kapasitas menjadi 90 ton per jam. Tapi pabrik ini masih dalam tahap rekonstruksi dan ditargetkan mulai beroperasi tahun 2016.
Selain itu, Andrew mengatakan pertumbuhan penjualan perseroan selama triwulan I tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yakni dari Rp 85 miliar menjadi Rp 90 miliar. Kenaikan ini terutama disumbang dari penjualan crude palm oil (CPO) yang naik sebesar 8% dari penjualan TBS yang naik sebesar 51%.
Untuk belanja modal, GZCO menganggarkan Rp 200 miliar. Memang Belanja Modal ini lebih rendah 20% dari tahun 2014 Rp 250 miliar. Sebab pada tahun ini perseroan mengurangi penanaman lahan baru. Cuma pada tahun ini perseroan berencana hanya melakukan penanaman 1.000 ha - 2.000 ha lahan baru saja. Untuk pendanaan itu, GZCO mengandalkan separuh dana internal dan sisanya dari pinjaman ke perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News