Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
Dalam analisisnya, peningkatan grafik ONI berkorelasi positif dengan pertumbuhan produksi CPO.
Berdasarkan hasil plotting pertumbuhan CPO di Indonesia dan Malaysia dari tahun ke tahun dan perubahan kumulatif pada produksi sejak akhir 2019 dan awal pandemi pada 2020, James menyimpulkan diperlukan 12 bulan lagi sebelum produksi minyak sawit Asia Tenggara dapat melampaui produksinya di akhir tahun 2019.
Ke depannya, Dorab Mistri memprediksi Indonesia dan Malaysia tidak mengalami perkembangan produksi minyak kelapa sawit.
Sementara itu, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang memprediksi harga CPO masih akan tinggi sampai dengan semester I/2022 yang berkisar di angka US$ 1.000 – 1.250 per ton sepanjang tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News