Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Komoditas udang merupakan salah satu produk unggulan Indonesia di pasar ekspor, seperti di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Pada tahun lalu, produksi udang mencapai 530.000 ton, dan ditargetkan tahun ini bisa meningkat menjadi 700.000 ton atau naik 24,2% dari tahun 2014.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan peningkatan budidaya udang merupakan salah satu prioritasnya pada tahun 2015 ini. Ia mengatakan udang asal Indonesia sebagian besar ditujukan untuk komoditas ekspor dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Sekitar 70% produksi udang kita diekspor sejumlah negara seperti ke AS, Eropada, Jepang, dan China," Kamis (7/5).
Slamet mengatakan, karena udang lebih banyak ditujukan untuk diekspor, maka kualitas udang harus lebih baik dari waktu ke waktu, khususnya menghindari digunakannya antibiotik pada udang. Sebab, hal itu membuat negara-negara tujuan ekspor akan menolak produk udang asal Indonesia. Untuk mencapai target produksi udang tahun ini sebesar 700.000 ton, KKP telah menyiapkan sejumlah langkah.
Pertama, pemerintah akan memanfaatkan lahan-lahan mangkrak di sejumlah daerah seperti di Kalimantan, dan Aceh. Nantinya lahan-lahan itu akan dijadikan tambah udang yang baru. Selain itu, sejumlah pantai di jawa juga akan dikembangkan untuk tambak budidaya udang. Dengan memperluas lahan budidaya udang, maka otomatis volume produksi juga meningkat.
Kedua, KKP akan mengembangkan budidaya udang windu. Sebab selama ini, produksi udang windu masih kecil dibanginkan dengan udang vaname. Pada tahun 2015 KKP menargetkan produksi udang windu sebanyak 200.000 ton dan udang vaname sebanyak 500.000 ton. Ia mengatakan untuk mencapai target peningkatkan produksi udang ini, DJPB akan memberikan perhatian khusus bagi pembudidaya udang seperti memberikan pelatihan, pengawalan dan bibit unggul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News