Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen air conditioner (AC) berupaya memacu penjualannya sepanjang tahun ini. Momentum datangnya musim kemarau di Indonesia diharapkan menjadi pemicu peningkatan permintaan AC.
National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengatakan, penjualan ritel AC tampak mulai bergairah ketika tanda-tanda musim kemarau tiba di Indonesia. Pihaknya pun sudah mendapat kenaikan permintaan AC, khususnya di kawasan Jawa dan sekitarnya.
Sharp Electronics Indonesia masih membidik pertumbuhan penjualan mencapai 115% pada tahun 2021. Target tersebut dinilai cukup relevan mengingat di tahun lalu pasar AC nasional turut terdampak oleh pandemi Covid-19 dan penetapan kuota impor produk AC oleh pemerintah yang dilakukan secara mendadak.
“Strategi kami saat ini adalah menjaga suplai dan tekanan harga jual akibat kenaikan biaya distribusi seperti kontainer dan bahan baku,” ungkap Andry, Rabu (19/5).
Menurut dia, tantangan utama bisnis AC saat ini tetap mengacu pada faktor pandemi Covid-19. Alhasil, pihak Sharp Electronics Indonesia berharap program vaksinasi bisa berjalan lancer sehingga meningkatkan konsumsi masyarakat tanah air.
Di samping itu, Sharp Electronics Indonesia telah menemukan solusi untuk menjamin pasokan bahan baku dan barang akhir di tengah pemberlakuan kenaikan tarif jasa layanan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok. Perusahaan ini pun telah jauh-jauh hari mengantisipasi efek kebijakan tersebut dengan menaikkan tarif produk AC-nya.
Baca Juga: Pandemi menyebabkan daya beli turun, Panasonic terus mengeluarkan produk baru
“Kenaikan sekitar 2% sudah kami terapkan awal Januari dan respons konsumen sejauh ini baik,” ujar dia.
Di sisi lain, Direktur PT Berkat Elektrik Sejati Tangguh (BEST) Andy Arif Widjaja mengaku, permintaan produk AC saat ini tidak banyak malah cenderung turun. Hal ini tak lepas dari penurunan daya beli masyarakat seiring pelemahan ekonomi di tengah masa pandemi Covid-19.
“Sehingga walaupun ada cuaca panas, tapi tidak dapat menjadi katalis untuk mengangkat penjualan AC,” imbuh dia, hari ini (19/5).
Dalam catatan Kontan.co.id, agen tunggal AC merek AUX tersebut mengincar pertumbuhan penjualan AC di kisaran 5%-10% di tahun 2021. Untuk mencapai target tersebut, BEST berupaya melakukan analisis pasar yang lebih mendalam dan terperinci supaya dapat memprediksi order dan penjualan produk yang lebih akurat.
Dengan cara itu, BEST diharapkan tidak mengalami kelebihan atau kekurangan stok produk AC. Perusahaan ini juga dipastikan tidak berencana untuk meluncurkan produk AC baru di tahun 2021.
Tak ketinggalan, Andy juga menyebut kenaikan tarif jasa layanan pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu tantangan bisnis BEST di tahun ini. Sebab, perusahaan harus menanggung banyak kenaikan biaya akibat kebijakan tersebut.
Selanjutnya: Pemerintah agendakan tax amnesty jilid II
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News