kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen DOC kebal virus flu burung


Jumat, 11 Januari 2013 / 07:38 WIB
Produsen DOC kebal virus flu burung
ILUSTRASI. Gerai Alfamart


Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Virus flu burung yang menjangkiti itik dan ayam bukan ras belakangan ini tak menggentarkan produsen ayam umur sehari atau day old chicken (DOC). Tahun ini, mereka akan meningkatkan produksi DOC hingga 2,09 miliar ekor, naik 10% dari tahun lalu yang mencapai 1,9 miliar ekor.

Don P Utoyo, Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) mengatakan, hingga kini virus flu burung yang merebak belakangan ini belum mempengaruhi produksi DOC ayam potong. "Sepanjang tahun lalu, belum ditemukan kasus ayam potong yang mati karena flu burung," ungkap Don, Kamis (10/1).

Berbeda dengan peternakan itik atau ayam kampung, mayoritas perusahaan peternakan ayam potong telah menerapkan biosekuriti yang relatif baik. Selain itu, kesehatan ayam potong lebih terjamin lantaran rutin divaksin.

Peningkatan target produksi DOC juga sejalan dengan proyeksi peningkatan konsumsi daging ayam. Pada tahun lalu, konsumsi ayam masih sekitar 7,5 kilogram (kg) per kapita per tahun. Di 2015, konsumsi ayam diperkirakan meningkat menjadi 10 kg per kapita per tahun.

Setidaknya butuh waktu 27 hari hingga 35 hari untuk mengembangkan DOC menjadi ayam siap konsumsi. Kebutuhan DOC biasanya meningkat sebelum lebaran, hari-hari besar keagamaan dan musim libur panjang.

Harga DOC sepanjang tahun lalu bervariasi. Sebelum bulan puasa, harga DOC sempat melambung hingga lebih dari Rp 4.000 per ekor. Namun seusai lebaran, harganya anjlok hingga Rp 1.000 per ekor. Padahal harga pokok produksi (HPP) untuk DOC mencapai Rp 3.700 per ekor. "Saat ini harga DOC sudah cukup baik," ujar Don.

Berdasarkan pantauan FMPI, rata-rata harga DOC di awal tahun ini senilai Rp 4.000 per ekor. Idealnya harga DOC senilai Rp 4.500 per ekor. Produksi DOC mencapai 40 juta ekor per minggu, sedangkan permintaanya berkisar 33 juta ekor hingga 34 juta ekor.

Salah satu produsen ternak unggas terpadu, Cheil Jedang Indonesia (CJ Indonesia), hanya menargetkan produktivitas DOC sebanyak 100 juta ekor setara tahun lalu.

Wahyu Nugroho, Marketing Manager CJ Indonesia, mengatakan fasilitas pembibitan DOC milik CJ Indonesia berlokasi di enam daerah yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan, Banjarmasin, Sulawesi dan Lampung.

Selain dari internal perusahaan, parent stock (PS) yang digunakan sebagai indukan DOC berasal dari perusahaan lain. "Persentase penggunaan PS dari internal dan eksternal adalah 50:50," kata Wahyu. Setiap satu grand parent stock (GPS) dapat menghasilakan 40 ekor PS. Adapun satu PS bisa menghasilkan 130 ekor DOC.

CJ Indonesia tahun ini berniat menambah kandang pembibitan DOC baru di Sumatra. "Kami ada rencana ekspansi kandang pembibitan berkapasitas 50.000 ekor," kata Wahyu. Untuk membangun kandang pembibitan tersebut, Wahyu memperkirakan nilai investasinya mencapai Rp 10 miliar-Rp 15 miliar.

Sebelumnya, PT Sierad Produce Tbk memperkirakan produksi DOC akan betambah 30% sepanjang tahun ini. Kenaikan produksi tersebut ikut disokong pembangunan dua kandang pembibitan ayam (breeding farm) yang diperkirakan selesai dan mulai aktif pada tahun ini.

Sierad telah memiliki 15 fasilitas kandang pembibitan ayam yang tersebar di beberapa lokasi di Jawa barat dan Jawa Timur, seperti Sukabumi, Bogor dan Lamongan. Kapasitas produksi untuk masing-masing kandang pembibitan ayam Sierad Produce bervariasi, namun produksinya rata-rata 100 juta ekor dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×