kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Program B-15 bergulir, biodiesel kembali produksi


Kamis, 27 Agustus 2015 / 11:10 WIB
Program B-15 bergulir, biodiesel kembali produksi


Reporter: Adisti Dini Indreswari, Fahriyadi | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sejak 18 Agustus lalu, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit atau yang dikenal dengan Badan Layanan Umum crude palm oil (BLU CPO) Fund mulai menyalurkan dan subsidi untuk biodiesel.

Dana subsidi ini akan digunakan untuk menutupi selisih antara harga biodiesel dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dalam menjalankan program pencampuran 15% biodiesel ke dalam solar atau B-15.

Rusman Heryawan, Ketua Dewan Pengawas BPDP Kelapa Sawit mengatakan, saat ini Pertamina sudah mulai kembali menyerap produksi biodiesel tanah air dan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah mendistribusikan bahan bakar B-15 tersebut.

"Kami sudah memberikan jaminanĀ  bahwa selisih harga yang selama ini menjadi bahan keberatan Pertamina sudah ditanggung dan bisa ditagih tiap akhir bulan," ujarnya ke KONTAN, kemarin (26/8).

Rusman menyatakan, sejauh ini BPDP menutupi selisih harga biodiesel dan solar sebesar Rp 2.600 per liter. Namun, angka ini menurutnya ke depan akan terus membengkak seiring dengan penurunan harga minyak dunia, sedangkan

Harga pokok produksi (HPP) biodiesel relatif stabil meski harga CPO juga mengalami tren penurunan.

Sekedar informasi, sejak memulai kebijakan pungutan ekspor untuk produk kelapa sawit dan turunannya, BPDP Kelapa Sawit telah mengumpulkan dana hingga Rp 1 triliun. Dana pungutan ini terkesan menjadi besar karena pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Maklum, pungutan ekspor ini ditetapkan dengan satuan dollar AS, yakni sebesar US$ 50 per ton untuk ekspor CPO dan US$ 30 untuk produk turunannya.

Program B-15 yang mulai bergulir ini menumbuhkan harapan besar bagi industri biodiesel. Togar Sitanggang, Corporate Affairs Manager PT Musim Mas bilang, pabrik biodiesel yang berhenti beroperasi sejak Februari 2015 kini kembali beroperasi. "Kami berharap setelah permintaan mulai ada, harga CPO di dalam negeri bisa ikut terangkat," ujarnya.

Musim Mas siap memasok 100.000 kiloliter (KL) biodiesel untuk Pertamina sepanjang tahun ini dan saat ini mulai dikirim ke depot Pertamina di Sumatra Utara dan Aceh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×