Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program makan siang gratis yang diinisiasi Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, diharapkan menjadi pendorong signifikan bagi pertumbuhan industri unggas di Indonesia.
Direktur PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Rachmat Indrajaya, menjelaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan asupan gizi masyarakat, tetapi juga akan mendorong permintaan produk unggas, terutama ayam dan telur, yang menjadi fokus utama JPFA.
Rachmat mengungkapkan bahwa konsumsi protein hewani di Indonesia masih terbilang rendah. Riset Japfa menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, bahkan di kelompok dengan pendapatan tertinggi, masih mengonsumsi protein hewani di bawah rata-rata negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Filipina.
Baca Juga: Saham Market Cap Terbesar di BEI Masuk Daftar Terbanyak yang Dijual Asing Kemarin
Rata-rata konsumsi telur per kapita di Indonesia bahkan tidak mencapai satu butir per hari, menunjukkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan asupan gizi.
"Bahwa konsumsi ayam protein hewani di Indonesia memang masih kurang ya. Dibandingkan dengan negara lain misalnya Malaysia saja, kita sudah kalah jauh," kata Rachmat saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/9).
Dengan adanya program makan bergizi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya asupan protein untuk anak-anak mereka. Rachmat optimistis bahwa program ini akan meningkatkan permintaan terhadap produk ayam dan telur dari JPFA.
Dalam beberapa waktu terakhir, harga ayam mengalami fluktuasi, tetapi Rachmat mencatat bahwa pemerintah telah mengambil langkah untuk menjaga stabilitas harga.
Baca Juga: Segmen Unggas Menopang Kinerja, Ini Rekomendasikan Saham JPFA
Ini penting untuk memastikan pasokan ayam tetap tersedia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat melalui program makan siang gratis. Dengan produksi yang dikelola secara lebih baik, program ini akan membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan.
"Nah, tentunya dengan adanya kembali saya mungkin tadi katakan dengan harga ayam yang kemarin sempat turun dan sebagainya dan saya yakin pemerintah sekarang sudah melakukan beberapa action sehingga harga ayam sampai saat ini masih relatif stabil," ungkapnya.
Rachmat menekankan bahwa dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya protein hewani, permintaan untuk produk JPFA, seperti ayam dan telur, akan otomatis meningkat.
Program ini bukan hanya memberikan akses makanan bergizi, tetapi juga berpotensi meningkatkan konsumsi protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Baca Juga: Pasar Frozen Food Tembus Rp 200 Triliun, Japfa Comfeed (JPFA) Gencar Inovasi
"Dengan adanya ini mereka sadar, jadi ya otomatis ke depannya kami sangat yakin sekali dengan adanya program ini dan juga dengan bertambahnya kesadaran daripada para orang tua dan sebagainya konsumsi daripada protein hewani ini akan otomatis akan meningkat demandnya," pungkasnya.
Berdasarkan catatan Kontan, Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menunjukkan peningkatan signifikan pada kuartal II-2024. Emiten ini mencatat pendapatan sebesar Rp 13,7 triliun, didorong oleh kenaikan Average Selling Price (ASP) dan volume penjualan.
Secara kumulatif, pendapatan pada semester I-2024 mencapai Rp 27,6 triliun, meningkat 14,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga tumbuh signifikan, mencapai Rp 1,47 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan Rp 82 miliar pada semester I-2023.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (4/9), IHSG Rawan Koreksi
Segmen pakan JPFA terus memberikan kontribusi besar dengan operating profit margin (OPM) di atas 7% selama tujuh kuartal berturut-turut, berkontribusi hampir 50% dari total pendapatan perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News