Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Target penyelesaian fasilitas pemurnian (smelter) tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, mundur ke tahun 2024. Hal ini diungkapkan CEO Freeport-McMoRan, Richard Adkerson saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (5/10).
“Sebelumnya di tahun 2018 kami menyampaikan komitmen kami kepada pemerintah untuk menyelesaikan proyek di tahun 2023, tapi kemudian ada pandemi Covid-19 dan permasalahan rantai pasokan sehingga mundur ke 2024,” kata Richard, Rabu (5/10).
Dibangun di atas lahan seluas 100 hektare, smelter PTFI ini disebut-sebut bakal menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas pengolahan mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Baca Juga: Cadangan Mineral Freeport Indonesia Disebut Masih Ekonomis Setelah Tahun 2041
Dalam pembangunan smelter terdapat pula ekspansi kapasitas pada smelter eksisting sebesar 0,3 juta dmt per tahun oleh PT Smelting, serta pengolahan logam berharga (precious metal refinery) yang mencapai 6.000 ton per tahun. PTFI menyiapkan investasi belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 3 miliar untuk proyek pembangunan smelter tersebut.
Nantinya, smelter ini bakal menghasilkan produk utama berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, PGM (Platinum Group Metals), serta produk sampingan berupa asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal.
Sampai akhir Juli 2022, pencapaian kumulatif kemajuan fisik proyek smelter ini sudah mencapai 39,9% dengan total serapan biaya sekitar US$ 1,2 miliar. Beberapa pekerjaan yang telah dirampungkan meliputi penyelesaian sekitar 12.000 titik tiang pancang dan pengerjaan concrete hingga hampir 10%.
Dalam materi orasi ilmiah, manajemen PTFI menuliskan bahwa kemajuan fisik proyek smelter anyar di Gresik ditargetkan mencapai sebesar 50% di akhir 2022 dengan serapan biaya sekitar US$ 1, miliar.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek secepat yang kami bisa, kemajuan proyek sekarang sudah mencapai sekitar 40% dan pengerjaan terus dilakukan secara aktif,” pungkas Richard saat menutup orasi ilmiahnya.
Baca Juga: Soal Kabar Kontrak Freeport Indonesia Akan Diberikan Lebih Cepat, Begini Kata Perhapi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News