kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proposal diteken, proyek Train-3 Tangguh berlanjut


Senin, 03 Desember 2012 / 09:21 WIB
Proposal diteken, proyek Train-3 Tangguh berlanjut
ILUSTRASI. Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can

JAKARTA. Proyek pengembangan Train-3 liquified natural gas (LNG) di kilang gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat memasuki babak baru. Akhir pekan lalu, pemerintah menandatangani proposal rencana pengembangan atawa plan of development (PoD) tahap II Train-3 Tangguh. Kapasitas train tersebut   mencapai sekitar 3,8 juta ton per tahun.

Widhyawan Prawiraatmadja, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SK Migas) mengatakan, pihaknya telah menyetujui proposal dari BP selaku operator Blok Tangguh untuk menggarap pembangunan Train-3. "Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Kepala SK Migas juga sudah menandatangani proposal itu, dan surat persetujuan sudah kami sampaikan ke BP," katanya ke KONTAN, Minggu (2/12).

Ia menjelaskan, setelah PoD tahap kedua rampung, BP harus segera melaksanakan proses tender front-end engineering and design (FEED) yang kemudian diikuti langkah berikutnya yaitu final investment decision (FID). Ia memperkirakan, pelaksanaan kedua tahapan tersebut akan memerlukan waktu cukup lama, yaitu sekitar satu tahun.

Dengan demikian, pelaksanaan engineering, procurement and construction (EPC) akan bisa dimulai 2014. Menurut Widhyawan, pelaksanaan konstruksi akan berlangsung sekitar tiga hingga empat tahun. Dus, proyek Train-3 Tangguh senilai US$ 12 miliar itu akan bisa beroperasi pada tahun 2018.

Widhyawan menjelaskan, nantinya dari total pasokan LNG sebanyak 3,8 juta ton per tahun, sebesar 60% di antaranya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sedangkan sisanya akan dipasok ke dalam negeri, yakni untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Menurut Widhyawan, BP selaku operator dan PLN telah menandatangani perjanjian kerja sama (head of agreement). Dia bilang, harga LNG tersebut masih dalam pembahasan di tingkat pemerintah. "Pasokan LNG ke PLN mencapai 40% atau setara 24 kargo per tahun," imbuhnya.

Di luar itu, BP juga akan memasok gas pipa sebanyak 195 milion metric standard cubic feet per day (mmscfd) untuk kebutuhan industri lokal. Rinciannya, 15 mmscfd untuk memasok kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di Papua Barat yang berkapasitas 70 megawatt (MW).

Sementara sebanyak 180 mmscfd dari gas pipa tersebut akan ditujukan ke pabrik pupuk milik PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang nantinya akan dibangun di wilayah setempat. Sejumlah gas tersebut akan dialirkan bersamaan setelah beroperasinya kilang LNG Train-3 Tangguh. "Untuk pasokan ke Pupuk Indonesia, akan dilakukan perjanjian jual-beli antara BP selaku operator dan PT Pupuk Indonesia," ujar Widhyawan.

FID selesai 2014

William Lin, Regional President Asia Pacific BP mengatakan, pihaknya menyambut baik persetujuan pemerintah. "Kami memproyeksikan akan dapat menyelesaikan final investment decision (FID) tahun 2014, sehingga proses commissioning bisa dilakukan pada 2018 mendatang," ujarnya dalam pernyataan pers (30/11).

Selain sebagai operator, BP memiliki saham 37,16% di Blok Tangguh. Pemegang saham lainnya MI Berau BV dengan porsi saham 16,30%, CNOOC Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd sebanyak 12,23%, KG Berau/KG Wiriagar sebesar 10%, LNG Japan Corporation mencapai 7,35%, dan Talisman memiliki 3,06% saham

Widhyawan mengingatkan agar BP tidak memangkas pendapatan daerah dari keuntungan penjualan gas di Train-1dan Train-2 untuk investasi Train 3. "Kami meminta BP agar revenue dari Train-1 dan Train-2 untuk pemerintah daerah tidak lebih kecil dari tahun sebelumnya," imbuhnya. Seperti diketahui, saat ini BP telah mengoperasikan Train-1 dan 2 dengan kapasitas 7,6 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×