Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Makin tingginya harga properti di Jakarta berdampak pada perkembangan kawasan bisnis atau central business district (CBD) beralih ke wilayah pinggiran.
Chief Executive Officer (CEO) Leads Property, Hendra Hartono mengatakan dengan jumlah penduduk Jakarta dan sekitarnya yang diprediksi mencapai 25 juta orang, tidak mungkin hanya membangun satu kawasan CBD di Jakarta. Untuk itu, sejumlah pengembang telah mulai mengembangkan kawasan CBD di pinggiran Jakarta.
"Perkembangan kawasan CBD mulai bergeser ke Simatupang, Puri, Pluit, Cempaka putih, Kemayoran, Blok M, Pantai Indah Kapuk, danmulai menyebar ke daerah pinggir-pinggir Jakarta seperti kawasan Serpong dan Bekasi Barat,"ujar Hendra pada KONTAN Kamis (5/2).
Sementara untuk kawasan Cileungsi, Hendra menyebut daerah tersebut masih cocok untuk kawasan residensial ketimbang dijadikan kawasan bisnis dan komersial. "Cileungsi tidak, perkembangannya untuk jadi CBD masih jauh. Tetapi bisa saja suatu saat semakin berkembang,"ujarnya.
Hendra pun menyebut, untuk menjadi kawasan CBD, suatu kawasan harus sudah berkembang lebih dahulu. Kawasan tersebut juga harus mudah diakses dan lokasinya tidak terlalu jauh dari bandara atau pelabuhan. Seperti kawasan Serpong yang tengah berkembang saat ini dan letaknya dekat dengan airport. Selain itu, Serpong juga sudah memiliki kelebihan dengan sudah terbentuknya kawasan industri di Tangerang.
Sementara wilayah lainnya seperti Bekasi masih punya banyak potensi untuk dikembangkan. Terutama dengan banyaknya pabrik dan letaknya tidak terlampau jauh dari daerah Cakung, Jakarta. "Daerah-daerah yang memang dilewati perputaran bisnis.dan kawasannya sudah cukup berkembang maka akan bisa menjadi pusat bisnis. Ditambah dengan adanya pelabuhan dan bandara,"kata Hendra.
Selain potensi-potensi tersebut, Hendra bilang kawasan yang berprospek menjadi CBD baru di luar Jakart ajuga haruslah kawasan yang memang cukup populer dan diminari banyak orang. "Kawasannya harus banyak diminati orang untuk investasi dan bisnis,"ujarnya.
Daerah Serpong sendiri saat ini sudah berkembang cukup pesat setelah dikembangkan oleh beberapa pengembang besar seperti Sinar mas land dengan BSD, Alam Sutera, Summarecon, dan Paramount. Namun para pengembang-pengembang tersebut mayoritas masih fokus untuk membangun kawasan residensial di daerah Serpong biarpun prospek untuk menjadi kawasan CBD begitu terbuka lebar.
Sekretaris perusahaan PT Paramount Land Tbk (Paramount), Esther Yuanita bilang perseroan hingga tahun ini masih akan fokus untuk mengembangkan properti residensial di kawasan Gading Serpong. Paramount sendiri tahun ini masih tercatat masih memiliki cadangan lahan sebesar 300 hektar di kawasan Serpong.
"Untuk mengembangkan kawasan Gading Serpong, kami akan tetap membangun properti residensial karena memang permintaannya di sektor residensial masih cukup bagus,"ujar Esther.
Namun untuk ke depannya, Esther bilang Paramount tidak akan menutup kemungkinan untuk membangun proyek komersial dan bisnis di kawasan tersebut. "Kalau kami lihat peluang untuk apartemen, office, dan komersial lainnya maka akan ada dalam rencana bisnis kami. Kami tidak akan menyia-yiakan peluang. Tetapi untuk tahun ini masih membangun residensial di Serpong,"katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News