kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,99   -12,74   -1.37%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek irigasi diklaim dongkrak produksi pangan


Kamis, 03 November 2016 / 10:23 WIB
Proyek irigasi diklaim dongkrak produksi pangan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Upaya Kementerian Pertanian (Kemtan) meningkatkan capaian produksi pangan masih belum terasa di masyarakat. Pasalnya, harga sejumlah komoditas pangan di pasaran masih terbilang tinggi.

Kendati begitu, Kemtan mengklaim, produksi beberapa komoditas akan surplus di akhir tahun. Salah satunya karena faktor sarana irigasi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Hasil Sembiring mengatakan, ada beberapa penyebab terjadinya lompatan produksi pangan. Salah satunya adalah masifnya pembangunan irigasi pertanian. Pembangunan irigasi ini telah mendorong peningkatan produksi padi.

Hasil mengambil contoh, rehabilitas jaringan irigasi telah mencapai 3,05 juta hektare (ha), cetak sawah mencapai 142.394 ha, pengembangan lahan rawa  mencapai 2.000  ha, dan optimalisasi lahan telah mencapai 1,03 juta ha.

"Pembangunan infrastruktur pertanian dan pembagian alat pertanian dalam dua tahun terakhir ini menjadi salah satu pemicu peningkatan produksi pangan," ujarnya, Selasa (1/11).

Selain itu, menurut Hasil, asuransi pertanian telah menjamin risiko lahan pertanian seluas 373.000 ha. Dukungan pembagian alat pertanian seperti traktor sebanyak 180.000 unit dan pembangunan embung atau dam parit sebanyak 1.235 unit punya andil.

Karena itu, ia mengklaim produksi padi akan melampaui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yakni sebesar 76,22 juta ton. Sebab pada akhir tahun 2016, Kemtan memprediksi produksi padi akan mencapai 79,14 juta ton. Kendati begitu, target tersebut belum mencapai target internal Kemtan yang sebesar 80,29 juta ton.

Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa mengatakan, pembangunan irigasi sangat strategis meningkatkan produksi pertanian. Sebab, irigasi pertanian ini sudah lama terlupakan dan hampir 30 tahun tidak tersentuh.

Pembangunan irigasi membuat lahan pertanian yang berproduksi satu kali setahun bisa dua kali hingga tiga kali dalam setahun.

Namun, harga pangan di tingkat petani masih tetap tinggi. "Selama ini, pemerintah belum mampu menjaga agar harga padi atau beras di tingkat petani tinggi," ujar Dwi.

Kemampuan Perum Bulog masih terbatas. Untuk itu, pemerintah masih gagal mendongkrak harga pangan ditingkat petani yang penting untuk kesejahteraan petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×