kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek Sakakemang milik Repsol dihantui selisih keekonomian harga gas


Kamis, 06 Agustus 2020 / 19:25 WIB
Proyek Sakakemang milik Repsol dihantui selisih keekonomian harga gas
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A view shows the headquarters of Spanish oil major Repsol in Madrid, Spain, February 25, 2016. REUTERS/Juan Medina/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD - SEARCH GLOBAL BUSINESS 1 MAY FOR ALL IMAGES


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Repsol mengembangkan Blok Sakakemang kini dihadapkan pada tantangan selisih keekonomian harga gas antara Repsol dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menuturkan, pihak Repsol menetapkan harga gas di atas US$ 7 per MMBTU sesuai keekonomian proyek.

"Saat ini diskusi alot keberlangsungan Repsol. Saat ini kita dari Divisi Komersial ikut campur dalam penentuan apakah bisa lanjut atau tidak karena harga keekonomian Repsol berbeda dengan harga yang kita coba bisa jual di Indonesia," tutur Arief dalam diskusi virtual, Kamis (6/8).

Arief melanjutkan, merujuk beleid terbaru tentang harga gas yakni Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi untuk sektor industri maksimal US$ 6 per MMBTU.

Baca Juga: Wow, kontrakor migas ramai-ramai minta ubah kontrak gross split ke cost recovery

Ia menambahkan, SKK Migas tidak bisa serta-merta hanya mementingkan Investment Rate Return (IRR) para KKKS pasalnya hal ini bakal berdampak pada penerimaan negara dari migas.

"Jadi kita harus imbang antara keekonomian dan penerimaan negara tak berubah," tandas Arief.

Dalam catatan Kontan.co.id, Blok Sakakemang merupakan salah satu temuan migas terbesar di dunia selama periode 2018-2019. Dengan cadangan terbukti gas bumi mencapai sekitar 2 triliun kaki kubik (tcf), temuan Repsol ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia selama 18 tahun terakhir.

Adapun, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, dalam sertifikasi awal, jumlah cadangan yang dimasukkan hanya 1 trilliun cubic feet (tcf) dari potensi cadangan terbukti sekitar 2 tcf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×