Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Rencana PT Garam (Persero) melakukan ekstensifikasi lahan semakin mendekati kenyataan. Perusahaan pelat merah itu akan menggarap tambak garam masyarakat di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama Garam R. Achmad Budiono bahkan telah menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantor Kementerian Perindustrian (Kemperin), Selasa (8/3) untuk rencana ini. Menurut Achmad, Kupang memiliki potensi tambak garamĀ berkisar 7.000 hektare (ha). "Di tahap pertama, kami akan mengoperasikan tambak masyarakat seluas 400 ha," ujarnya kepada KONTAN usai pertemuan.
Achmad menjelaskan, Garam tidak akan mengakuisisi areal tambak tersebut, melainkan mengembangkan kemitraan plasma dengan petambak lokal. Pasalnya, pembebasan lahan kerap menemui masalah lantaran sebagian lahan merupakan tanah ulayat (adat).
Achmad menghitung, dengan melihat luas dan potensinya, tambak tersebut bisa menghasilkan garam sebanyak 60.000 ton. Kualitasnya pun menyamai garam industri dengan kadar NaCl di atas 97%. Dengan begitu, pengembangan tambak garam di areal itu bisa berkontribusi menekan impor garam industri.
Meski tidak ada investasi untuk akuisisi, Garam telah menyiapkan investasi untuk peralatan yang akan dibagikan ke mitra senilai Rp 25 miliar. Sumber pendanaan berasal dari kombinasi internal dan pinjaman bank. Sebagai informasi, tahun ini, PT Garam menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 300 miliar.
Ekspansi Garam di NTT tidak berhenti sampai di situ. Perusahaan pelat merah itu juga berencana membangun fasilitas refinery garam dengan kapasitas 100.000 ton per tahun.
Namun, PT Garam belum mengalkulasi secara detail investasi untuk proyek ini. "Kami akan mengundang investor swasta," tandas Achmad.
Dalam waktu dekat, PT Garam berencana mengajak Kemperin mengunjungi sejumlah wilayah di NTT, antara lain Kupang, Nagekeo, Mbai, dan Flores untuk melihat langsung dari dekat potensi pengembangan garam di wilayah ini.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui bahwa pengembangan garam di NTT selama ini masih terbentur persoalan lahan. Namun, melihat potensi yang begitu besar, Saleh meminta PT Garam mulai membangun industri garam di provinsi tersebut dengan pola kemitraan dengan petani setempat.
Sebagai informasi, tahun ini, Garam membidik produksi garam sebanyak 350.000 ton, yang terdiri dari 150.000 ton garam industri dan sisanya garam konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News