kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTBA siap pasok 4 juta batubara ke Inalum


Rabu, 31 Desember 2014 / 07:57 WIB
PTBA siap pasok 4 juta batubara ke Inalum
ILUSTRASI. Logo PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Jumat (13/11). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/13/11/2020


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menggenjot proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Inalum berkapasitas 1.000 Megawatt (MW). Perusahaan ini bahkan telah menetapkan areal tambang batubara yang menjadi sumber energi pembangkit setrum tersebut.

Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya masih mengelar tahapan uji kelayakan alias feasibility study (FS) atas proyek tersebut. Tapi, "Kami telah menetapkan sumber tambang batubara untuk PLTU Inalum, yaitu dari Tanjung Enim, Sumatra Selatan," kata dia ke KONTAN, Selasa (30/12).

Sekadar menyegarkan ingatan , pada Oktober lalu, PT Inalum Asahan Aluminium (Inalum) menggandeng PTBA untuk membangun PLTU 1.000 MW. Ini dilakukan demi mendukung perluasan pabrik aluminium Inalum dari kapasitas 265.000 ton per tahun menjadi 500.000 ton pada 2019 mendatang.

PTBA pun menyiapkan dua areal tambang yakni Tambang Batubara Tanjung Enim di Sumatera Selatan yang memiliki luas 66.414 hektare dan Tambang Batubara Peranap di Riau 18.230 ha. Adapun jenis kalori batubara di Tanjung Enim merupakan kualitas menengah yakni sekitar 4.100 kkal/kg sedangkan kalori batubara di Riau termasuk kualitas rendah di bawah 3.000 kkal/kg.

Joko menjelaskan, PTBA memilih tambang Tanjung Enim lantaran cadangan batubara di sana masih melimpah sebesar 1,6 miliar ton. Rencananya, kebutuhan sumber energi pembangkit setrum berkapasitas 1.000 MW itu sebesar 4 juta ton per tahun. Sayang Joko belum bersedia menjelaskan skema kerjasama pembangunan pembangkit dengan Inalum karena uji kelayakan masih berlangsung.

"Estimasi nilai investasi proyek baru diketahui setelah uji kelayakan selesai 2015," kata dia. Umumnya, kebutuhan investasi PLTU mencapai US$ 1,5 juta–US$ 2 juta per MW. Selain menggenjot PLTU Inalum, perusahaan pelat merah ini juga sedang mengincar proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel-9 kapasitas 600 MW dan PLTU Sumsel-10 berkapasitas 2x600 MW.

Joko bilang, optimistis bisa memenangkan tender proyek dan tidak mempersoalkan mekanisme kluster yang diatur panitia lelang. Sebelumnya, Selasa (30/12) KONTAN menulis, PTBA tidak berminat ikut lelang dua proyek itu, yang benar PTBA sangat berminat ikut lelang dua proyek itu. Joko menambahkan, pihaknya sudah memiliki berpengalaman karena telah memenangkan dua tender PLTU Mulut Tambang Banjarsari 2x110 MW dan PLTU Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW.

"Kami siap ikut tender PLTU Sumsel-9 dan 10. Kami punya cadangan yang besar, kesiapan lahan, dan kami siap membantu pemerintah dalam penyediaan listrik," imbuh Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×