Reporter: Noor Muhammad Falih, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menggenjot kinerja perusahaannya tahun ini. Selain mengembangkan luas areal kebun inti kelapa sawit dan karet, perusahaan pelat merah ini juga akan masuk industri hilir sawit dan karet, termasuk mencoba bisnis baru yaitu produksi buah-buahan tropis.
Megananda Daryono, Direktur Utama PTPN III mengatakan, di sektor hilir PTPN III akan bekerjasama dengan PTPN IV untuk segera membangun industri oleokimia terintegrasi di Sumatera Utara. "Saat ini feasibility study sudah hampir selesai," katanya kepada KONTAN.
Industri oleokimia akan dibangun secara bertahap, untuk refinery dan fraksinasi memiliki kapasitas pengolahan 2.500 ton CPO per hari, sedangkan produksi fatty acid dan fatty alcohol berkapasitas olah 600 ton per hari, dan biodiesel berkapasitas 1.000 ton per hari.
Dengan total investasi US$ 305 juta atau sekitar Rp 2,93 triliun, menurut Megananda, pada awal tahun ini pihaknya mulai merealisasikan pembangunan industri fatty acid dan fatty alcohol berkapasitas 600 ton per hari dengan nilai investasi total sebesar US$ 134 juta atau Rp 1,3 trilliun. "Untuk hilir karet, kami sedang menjajaki pengembangan pabrik sarung tangan dan kondom," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang makin meningkat, Megananda mengaku, pihaknya sedang mencari lahan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku untuk mengembangan kebun sawit dan karet. Untuk memperluas kebunnya, tahun ini PTPN III mencadangkan anggaran sebesar Rp 15 miliar terutama untuk survei potensi pengembangan lahan perkebunan.
Masuk bisnis buah
PTPN III menjadi BUMN perkebunan yang besar. Perusahaan ini telah ditunjuk sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. PTPN III juga masuk ke industri hilir tebu dengan bekerjasama PTPN XI dan PTPN XII pembangunan Pabrik Gula Glenmore di Banyuwangi.
Saat ini PTPN III memiliki total lahan seluas 143,855,74 ha. Terdiri dari 38.395,59 ha untuk kebun karet dan 105.460,15 untuk kebun sawit. Tahun ini PTPN III menargetkan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 11,2% menjadi 2,8 juta ton, kenaikan produksi CPO 12,53% menjadi 662.610 ton, dan produksi inti sawit sebesar 131.742 ton.
Namun produksi karet kering dari kebun sendiri turundari 37.395 ton pada 2012 menjadi 36.798 ton tahun ini. Untuk itu PTPN III menggenjot pembelian karet pihak ke tiga 40,4% menjadi 4.350 ton.
PTPN III juga mengembangkan bisnis baru kebun buah-buahan tropis seperti manggis, rambutan, pisang, durian, dan alpukat. "Ada potensi pasar yang bisa dikembangkan. PTPN III akan segera masuk ke bisnis tanaman buah tropis," kata Megananda.
Rencana pengembangan kebun buah tropis juga dilakukan PTPN VIII. Perusahaan ini telah menyiapkan dana investasi Rp 36,5 miliar tahun ini untuk mengembangkan perkebunan buah tropis seluas 1.467,88 ha di Jawa Barat.
Gunara, Sekretaris Perusahaan PTPN VIII bilang, pengembangan kebun buah tropis sudah dilakukan perusahaannya pada tahun lalu. Buah yang dibudidayakan antara lain manggis, durian, alpukat, pisang cavendis dan pepaya di lahan 99,58 ha. "Peluang ekspor buah tropis terutama ke China sangat terbuka terutama untuk manggis dan durian," katanya.
Dadi Sunardi, Direktur Utama PTPN VIII menambahkan, perusahaan menargetkan luas lahan 9.000 ha sampai 10.000 ha untuk memproduksi buah tropis. Target itu diharapkan tercapai pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News