Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT PP Tbk, melalui anak usahanya semakin gencar membangun hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Proyek ini adalah titah dari pemerintah untuk membangun hunian yang bisa terjangkau masyarakat miskin.
Asal tahu saja sebelumnya, emiten berkode PTPP di Bursa Efek Indonesia ini telah meluncurkan 6.000 unit apartemen dengan fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada April 2017 lalu melalui anak usahanya bernama PT PP Urban. Kali ini perusahaan pelat merah ini juga akan kembali membangun 6.000 hunian MBR di kuartal IV-2017.
Proyek MBR ini akan dikembangkan melalui anak usahanya yang lain, yakni PT Sinergi Investasi Properti. Ini merupakan perusahaan patungan antara PT PP dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Porsi saham masing-masing adalah 20% sebesar PT PP dan 80% BPJS Ketenagakerjaan.
Proyek tersebut akan dibangun di atas lahan BPJS Ketenagakerjaan, yang berlokasi di kawasan Bugel, Tangerang seluas 20 hektare (ha). Namun, tidak seluruh lahan tersebut akan dikembangkan menjadi proyek hunian bersubsidi.
Nantinya, sebagian lahan tetap atau seluas 10 ha akan dilengkapi hunian komersial dan sejumlah sarana pendukung lain. Sementara hunian MBR yang akan dibangun akan mencapai 6.000 unit.
Sayang, manajemen PT PP belum bisa menyampaikan lebih detail mengenai proyek tersebut bak dari sisi investasi maupun harga jual rumah bersubsidi tersebut. "Secara detail masih dalam proses perhitungan. Tetapi kami akan groundbreaking akhir tahun ini." kata Muhammad Aprindy, Direktur PTPP pada KONTAN, Minggu (9/7).
Aprindy mengungkapkan, proyek MBR tersebut akan dibangun oleh PT PP Urban. Maklum, anak usahanya tersebut tidak hanya sebagai pengembang, tapi memiliki tiga lini bisnis, yakni sebagai sekaligus sebagai kontraktor produsen beton pracetak.
Sebagai pengembang, PT PP Urban pertama kali mengembangkan proyek hunian di Ciputat Tangerang Selatan bertajuk Urban Town Serpong. Proyek tersebut dibangun di atas lahan 10 hektare (ha) bekerjasama dengan pemilik lahan, yakni PT Rura Graha Propertindo.
Proyek tersebut akan disulap menjadi 3.000 unit apartemen menengah atas. Tapi akan dilengkapi dengan kawasan komersial serta 6.000 unit hunian MBR.
Proyek ini akan dikembangkan dalam waktu empat tahun. Total investasi untuk proyek tersebut sekitar senilai Rp 4 triliun.
Sementara Sinergi Investasi Properti juga telah membangun satu proyek perkantoran yang bertajuk Sosial Security Tower di Kuningan Jakarta dengan investasi Rp 440 miliar. Proyek ini sudah groudbreaking pada bulan Mei 2017 lalu. "Nantinya gedung kantor tersebut akan disewakan," ujar Aprindy.
Dengan begitu, proyek hunian komersial di Bugel nantinya akan menjadi proyek kedua PT Sinergi Investasi Properti. Aprindy memaparkan, ke depan, anak usaha tersebut akan mengembangkan banyak proyek. Sayang, dia tidak menyebutkan di mana saja rencana proyek yang akan dibangun PT Sinergi Investasi Properti.
Seperti diketahui, PTPP menargetkan membangun 170.000 unit rumah MBR di beberapa lokasi dalam lima tahun ke depan. BUMN ini bekerjasama dengan perusahan swasta, menggandeng sesama perusahaan BUMN atau BUMD serta memanfaatkan aset negara.
Pemerintah telah menugaskan PTPP membangun hunian murah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN). Dari Rp 2,25 triliun PMN yang diperoleh tahun lalu, sebesar Rp 500 miliar untuk mengembangkan hunian MBR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News