Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PTPP (Persero) Tbk berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp17,38 triliun hingga Agustus 2024. Adapun target kontrak baru untuk tahun ini mencapai Rp32 triliun.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menyatakan optimisme perusahaan untuk mencapai target tersebut pada sisa empat bulan yang ada.
Agus menjelaskan, 38 persen dari kontrak baru diperoleh dari proyek pemerintah, 24 persen dari BUMN, dan 38 persen dari sektor swasta. Perubahan target hingga akhir tahun diperkirakan akan menggeser komposisi menjadi 40 persen untuk BUMN, 38 persen untuk pemerintah, dan 22 persen untuk swasta.
Sementara, untuk delapan bulan pertama 2024, kontrak baru mencapai Rp22,56 triliun, didominasi oleh sektor swasta (48 persen), pemerintah (36 persen), dan BUMN (16 persen).
Baca Juga: BNI dan Kemlu Kolaborasikan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri
PTPP juga telah mengelola 105 proyek, dengan distribusi terbanyak di Pulau Jawa (52 proyek), Kalimantan (24 proyek), dan proyek luar negeri di Filipina, termasuk pembangunan MRT.
Di tahun 2024, PTPP juga merencanakan divestasi sebesar Rp1 triliun, terdiri dari 55 persen dari holding dan 45 persen dari anak perusahaan, terutama di sektor infrastruktur dan properti. Divestasi akan melibatkan PT Ultra Mandiri Telekomunikasi, PT PP Infrastruktur, PT PP Semarang Demak, dan PT Celebes Railway Indonesia.
"Tujuan dilakukan divestasi adalah merupakan strategi perusahaan yang fokus ke bisnis utama konstruksi," kata Agus dalam paparan publik secara virtual, Rabu (28/8).
PTPP melaporkan pendapatan hingga kuartal II 2024 sebesar Rp8,79 triliun, naik 9,28 persen secara tahunan, serta laba operasi naik 16,77 persen menjadi Rp1,14 triliun. Agus Purbianto menekankan pentingnya menjaga kualitas dan manajemen risiko untuk menghadapi tantangan sektor konstruksi dan memastikan pencapaian target akhir tahun.
"PTPP akan terus menjaga eksistensi dengan menjaga aspek quality dan perkuatan manajemen risiko. Serta pengelolaan keuangan yang tepat menjadi prioritas utama perusahaan untuk menghadapi situasi dunia usaha, terutama sektor konstruksi yang sangat challenging, dengan berbagai dinamika mikro dan makro yang ada,” pungksnya.
Baca Juga: PGN Bidik Potensi Pemanfaatan Gas Bumi 115 BBTUD di Kawasan Industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News